KDM Beri Komentar Soal Remaja yang Protes Rumah di Bantaran Sungai Digusur hingga Larangan Perpisahan Sekolah
BANDUNG, Nawacita – KDM Beri Komentar, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memberikan komentar terkait remaja perempuan asal Bekasi Jawa Barat bernama Aura Cinta yang memprotes kebijakan dirinya. Beberapa kebijakan yang diprotes diantaranya adalah penggusuran bangunan liar di bantaran sungai serta larangan pelaksanaan wisuda di tingkat sekolah dari mulai TK hingga SMA.
Dalam komentarnya yang diutarakan kepada awak media, Dedi mengungkapkan bahwa kedua aturan tersebut sudah jelas tidak diperbolehkan semenjak dirinya menjabat sebagai gubernur. Hal itu dikarenakan adanya wisuda, perpisahan ataupun study tour di akhir masa sekolah merupakan kegiatan yang memungut biaya dari para orang tua siswa. Sehingga menjadi beban tersendiri bagi para orang tua.
“Ya sudah kalau jelas kan TK, SD, SMP, SMA tidak boleh ada wisuda. Sudah kenaikan kelas, kenaikan kelas, kelulusan, kelulusan, ada perpisahan selenggarakan secara sederhana di sekolah. Anak-anak bisa main teater, bisa main musik, kan ada pendidikan seni di sekolahnya, kan bisa ditonton oleh mereka. Tidak usah lagi panggil band yang 200 juta ke sekolah,” ungkap Dedi kepada awak media, Senin (28/4/2025).
Meskipun biaya – biaya kegiatan di atas dapat dicicil, namun menurut Dedi hal itu tetap saja akan membebani keuangan orang tua, khususnya para orang tua dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah atau bahkan miskin ekstrem.
Baca Juga: KDM Bakal Terapkan Wajib Militer untuk Siswa Bandel dan Suka Tawuran di Jawa Barat
Sehingga nantinya banyak orang tua yang memaksakan diri dan melakukan pinjaman ke bang keliling, pinjol, rentenir, bank emok ataupun lainnya. Hal itu dinilai semata-mata hanya akan semakin menjerat masyarakat Jawa Barat dalam kemiskinan.
“Nanti korbannya orang tuanya pinjam Bank Emok, itu kan yang terjadi!,” tandas Dedi.
Disinggung terkait isu yang mengatakan bahwa konten remaja perempuan asal Bekasi tersebut yang hanya sekedar rekayasa, Dedi menyebut dirinya enggan berprasangka buruk. Dirinya enggan menggubris ataupun menilai hal tersebut. Namun Dedi menyoroti keberanian bocah perempuan asal Bekasi itu untuk menyampaikan aspirasinya langsung di depan gubernur.
“Saya mah tidak berprasangka baik, enggak berprasangka buruk. Saya berprasangka baik, anak itu pinter dan anak itu berani sehingga mau menyampaikan di depan gubernur. Tetapi tugas gubernur adalah mengarahkan agar argumentasinya memiliki dasar hukum yang kuat.
Pendapatnya bukan hanya dirinya sendiri. Orang tuanya boleh wisuda, orang tuanya boleh perpisahan, cuma 1 juta doang itu bagi keluarga mereka. Tapi keluarga yang lain itu sangat berat!,” pungkasnya.
Sebelumnya, sempat viral di media sosial seorang remaja perempuan asal Bekasi bernama Aura Cinta yang memprotes kebijakan Dedi Mulyadi. Awalnya, ia memprotes kebijakan Dedi Mulyadi terkait penataan Daerah Aliran Sungai atau DAS di wilayah Bekasi.
Hal itu dikarenakan rumah yang ditinggalinya akhirnya harus dibongkar karena berada di atas tanah sungai atau tanah milik negara.
Protes itu ia sampaikan melalui akun media sosial pribadi miliknya. Dalam akun tersebut ia memprotes bahwa kebijakan itu dinilai tidak pro rakyat khususnya rakyat kecil. Hal itu dilontarkan sebab dirinya merasa sebagai rakyat kecil yang tertindas karena rumah yang sudah ditinggalinya bersama keluarga selama bertahun-tahun harus dibongkar.
“Lucu ya, katanya pembangunan tapi yang dikorbanin rakyat kecil. Proyek-proyek itu diluncurkan mulai dari larangan motor, sekolah tanpa wisuda, bahkan bendungan yang bikin warga terusir dari rumahnya.
Katanya untuk rakyat, tapi kenapa justru rakyat kecil yang dikorbanin? Kadang gua tuh mikir, apa ini beneran untuk kemajuan? Atau cuma sekedar validasi aja, biar keliatan beda, biar dicap hebat dari gubernur sebelumnya?,” ungkap Aura Cinta, dikutip dari sosial media miliknya Senin, (28/4/2025).
“Gak semua orang bisa teriak, jadi gue yang bersuara. Karena diam bukan berarti rela, dan ngomong bukan berarti melawan. Hari ini hari keempat rumah gue digusur. Bisa jadi rumah kalian yang digusur? Dibungkus rapi untuk pembangunan, tapi keadilan kemana? Kami cuman minta satu, dihargai sebagai manusia,” tambahnya.
Protes kedua dilayangkan Aura Cinta data dirinya bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam konten Dedi Mulyadi yang diunggah di sosial media pribadi miliknya, terlihat bocah perempuan tersebut terus melayangkan protes khususnya terkait larangan wisuda.
Orang tua dari bocah tersebut juga membela argumentasi anaknya yang dinilai Dedi tidak berdasar hukum. Bahkan dalam konten yang viral di media sosial tersebut, Aura Cinta sempat cekcok dan beradu argumen dengan Dedi Mulyadi.
(Niko)