Nawacita – Kota Surabaya untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah dilaksanakannya upacara dalam memperingati Hari Juang Polri. Upacara digelar di depan Monumen Perjuangan Polri, Jalan Raya Darmo, Rabu (21/8/2024).
Upacara dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hadir pula Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Sejarah Polri sendiri didirikan sejak zaman Kerajaan Majapahit, hingga akhirnya 1 Juli 1946 diperingati sebagai hari Bhayangkari hingga saat ini.
Hari Juang Polri berawal setelah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) saat itu membahas tentang pembagian Provinsi serta berbagai elemen penting negara. Otto Iskandardinata pun mengusulkan agar Kepolisian juga dimasukkan dalam kekuasaan Pemerintah Indonesia.
Oleh karena itu pada 20 Agustus 1945 Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Tokubetsu Keisatsu Tai (Polisi Istimewa) di Kota Surabaya mengadakan rapat bersama para pejabat Polisi lainnya membahas sikap Polisi pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
Hingga akhirnya pada 21 Agustus 1945 Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, membacakan teks Proklamasi Polisi yang diikuti oleh seluruh anggota. Sehingga pada tanggal tersebut ia memproklamasikan dibentuknya Pasukan Polisi Republik Indonesia.
Peristiwa Proklamasi Polisi di Kota Surabaya merupakan momentum penting dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia, dimana Polisi berperan serta melucuti tentara Jepang serta membagikan senjata yang disita tersebut ke wilayah lain yang akhirnya turut membantu perjuangangan melawan penjajah. Serta kejadian tersebut menjadi pemicu pembakar semangat perjuangan di daerah lainnya seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi, Jambi, Palembang, Jawa Barat, Jogjakarta hingga Jakarta.
Di Surabaya sendiri terjadi momen penurunan Bendera Jepang dan dinaikkannya Bendera Merah Putih di Hotel Yamato yang saat ini bernama Hotel Mojopahit, hingga akhirnya terjadinya kejadian 10 November di Kota Pahlawan.
Sehingga Hari Juang Polri dimana pada 21 Agustus 1945 Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Kota Surabaya memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia menjadi titik balik perlawanan Bangsa Indonesia dalam mengawal kemerdekaan yang sudah diproklamirkan Soekarno di kediamannya yang berada di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi No.1), Jakarta Timur.
Kapusjarah Polri, Brigjen Pol Hari Nugroho mengungkapkan upacara Hari Juang Polri ditetapkan setelah melalui proses panjang dengan mempertimbangkan literatur sejarah.
Dimana sejak 14 tahun lalu sudah dilakukan penelitian serta diadakannya Focus Grup Discussion (FGD) hingga dibuatnya naskah akademik untuk Hari Juang hingga pada akhirnya tanggal 22 Januari 2024 ditetapkan sebagai Hari Juang Polri melalui keputusan Kapolri.
Diharapkannya dengan momentum Hari Juang Polri bisa menjadi momen peringatan bagi seluruh anggota Polri terutama dalam meneladani sikap dan meneruskan perjuangan Mochammad Jassin.
“Di momen Hari Juang Polri diharapkan beberapa nilai perjuangan M.Yasin diantaranya beliau adalah sosok yang humanis, pemberani, dan dari segi agama beliau adalah orang yang taat beragama. Itulah nilai-nilai yang perlu diteruskan kepada generasi penerus Polri saat ini” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Wali Kota Eri Cahyadi juga menyampaikan bahwa momentum Hari Juang Polri nantinya akan dilaksanakan sebagai agenda rutin tahunan Kota Surabaya.
“Tadi sempat didiskusikan, nantinya acara Hari Juang Polri akan diperingati setiap tahun, sehingga menunjukkan bahwa semangat perjuangan kepahlawanan ada di Kota Surabaya” pungkas Wali Kota Eri. (Gio)
.){kind=link}