Surabaya, Nawacita – Puluhan komponen pemuda dan masyarakat Surabaya dari berbagai kelompok, organisasi, dan sekolah berkumpul di Sentra Kuliner KITA Jl. Karang Menjangan No. 21 Surabaya pada Jumat (31/1). Selama lebih dari dua jam, berbagai gagasan dibagikan dan didiskusikan tentang pembangunan kota ke depan dengan mengusung keterlibatan ide-ide pemuda.
Diskusi ini memperdalami permasalahan pendidikan, sejarah, kepahlawanan, ekonomi kerakyatan hingga Pilwali 2020.
Rahadian Bino Wardanu, mahasiswa Fakultas Hukum UNAIR, sekaligus Juru Bicara Acara menyampaikan Bonus demografi sebagai suatu potensi. Sehingga harus mampu dikelola menjadi kekuatan bagi masa depan bangsa. Terutama di kota Surabaya.
“Oleh karena itu, pembahasan-pembahasan mengenai kontribusi pemuda terhadap daerah sekaligus terhadap bangsa dan negaranya harus terus diberi ruang dan disebarluaskan melalui ikhtiar-ikhtiar seperti ini,” ujarnya.
Di satu sisi Aryo Seno Bagaskoro, pendiri Aliansi Pelajar Surabaya menyampaikan, sudah saatnya pemuda tampil sebagai subjek politik. Bukan lagi menjadi objek politik yang selama ini dilakukan oleh beberapa politisi demi meraup suara.
“Sudah saatnya pemuda tampil sebagai subyek politik. Bukan lagi sebagai obyek politik,” ujarnya di Cafe Kita.
Menurutnya pemuda bukan lagi sebagai penggembira saja. Namun sudah waktunya pemuda bangkit khususnya di kota Surabaya.
“Sebagai partisipan aktif yang mengawal gagasan sampai pada tahapan realisasi, bukan lagi sebagai penggembira. Pemuda Surabaya harus mampu mengawali kebangkitan generasi muda. Dari Surabaya untuk Indonesia,” lanjutnya
Laki-laki yang akrab disapa Seno ini juga mengajak pemuda Surabaya untuk tidak lagi cuek kepada politik. Apalagi Surabaya mendekati masa pemilihan Walikota (Pilwali), pemuda Surabaya diharapkan mampu mengawal pesta demokrasi memilih walikota baru. Sehingga nantinya muncul pemimpin yangberkualitas dan mumpuni dalam bidangnya.
“Sehingga pemimpin yang tampil dan terpilih dalam kontestasi betul-betul memiliki kualitas yang mumpuni. Hal ini dianggap penting untuk dilakukan, dengan memupuk kesadaran bahwa produk politik akan berdampak pada kehidupan sehari-hari seluruh warga negara, termasuk pemuda,” terangnya.
Ia berharap Pilwali pada September mendatang dapat damai dan tidak ada kerusuhan di dalamnya. Sehingga Surabaya bisa menjadi teladan bagi daerah lain.
” saya mengajak agar Pilwali damai, dewasa, dan cerdas. Diharapkan dapat berlangsung di Surabaya, sebagai bentuk keteladanan,” pungkasnya.
Dalam acara tersebut juga nampak beberapa tokoh Surabaya. Seperti Sutjipto Angga Joe dan Djadi Galajapo.
(and)