Wednesday, March 19, 2025
HomeSTARTUPPendidikanDeep Learning Siap Diterapkan di Sekolah Surabaya, Berikut Tujuannya

Deep Learning Siap Diterapkan di Sekolah Surabaya, Berikut Tujuannya

Surabaya, Nawacita – Pemkot Surabaya menyatakan kesiapannya dalam menerapkan metode pembelajaran mendalam atau deep learning.

Konsep pembelajaran ini tengah dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) RI.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Putri Aisyah Mahanani mengatakan bahwa konsep deep learning sebenarnya sudah berjalan melalui program Sekolahe Arek Suroboyo.

“Kalau deep learning di Kota Surabaya sebenarnya sudah melaksanakan. Di situ ada Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Program Sekolahe Arek Suroboyo telah menerapkan prinsip itu dengan konsep Aman, Kreatif, Edukatif, dan Kegotong-royongan,” ujar Putri, Minggu (23/2/2025).

Putri menjelaskan bahwa program ini telah menjadi bagian dari metode pembelajaran SD dan SMP di Surabaya. Terutama dalam membangun lingkungan belajar yang aman dan mendukung pembelajaran karakter.

“Kegotong-royongan itu adalah kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas,” katanya.

Meskipun secara prinsip Kota Surabaya telah menerapkan deep learning, Putri menyatakan bahwa Dispendik masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kemdikdasmen terkait pelaksanaannya secara nasional.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Alokasikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Untuk Pembangunan Sekolah

“Cuma kan memang nanti ada misalnya Kemdikdasmen minta lebih dalam lagi, tinggal kita menambahkan apa. Cuma secara garis besar intinya sama,” papar dia.

Terkait kesiapan tenaga pendidik, Putri memastikan bahwa guru-guru di Surabaya telah dibekali dengan pelatihan yang sesuai. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi adalah kurangnya guru inklusi.

“Kemarin kita menambahkan pelatihan bagi guru inklusi karena semua sekolah negeri wajib menerima anak inklusi. Tujuannya agar mereka merasa nyaman dan bisa berbaur dengan anak normal, serta anak normal bisa memiliki empati lebih besar,” ungkap dia.

Untuk menutupi kekurangan guru, Putri mengungkap bahwa Pemkot Surabaya hanya mengandalkan perekrutan melalui Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Kita tidak bisa menambah jumlah guru selain melalui CPNS dan PPPK, akhirnya kita melatih guru-guru yang ada agar lebih siap menangani anak-anak istimewa,” paparnya.

Terkait sekolah pilot project yang akan menerapkan deep learning, Putri menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.

“Kalau kita menunggu juknis-nya, semua masih menunggu, termasuk terkait penerimaan murid baru. Namun, pada intinya kami mendukung kebijakan ini,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengharapkan adanya tambahan kuota guru dari pemerintah pusat. Sebab setiap tahun, ada sekitar 300 guru SD-SMP di Surabaya yang purna atau pensiun. Hal ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah guru yang masuk.

“Walaupun ada PPPK, sebagian besar hanya mengganti status dari Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi PPPK, bukan menambah jumlah guru baru,” jelasnya.

Pihaknya berharap guru yang pensiun dapat segera digantikan dengan jumlah yang sama atau lebih. Termasuk dengan kebutuhan tenaga pendidik khusus seperti untuk anak-anak inklusi.

“Harapan kita sejumlah yang keluar (pensiun) minimal ya masuknya sejumlah itu. Dan ada spesifikasi khusus, misalnya Guru Pendamping Khusus (GPK) benar-benar untuk anak-anak inklusi,” katanya.

Putri menambahkan bahwa dengan jumlah guru yang ideal, implementasi deep learning bisa lebih optimal. Terlebih SD dan SMP di Kota Surabaya telah menjalankan konsep pembelajaran tersebut.

“Kalau di Surabaya sudah menjalankan, ada Sekolahe Arek Suroboyo programnya Pak Wali Kota Eri Cahyadi, insyaallah nanti bisa menyesuaikan dengan cepat. Kalau persiapan kita menunggu juknis,” pungkasnya.***

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

RAMADAN BANKJATIM
- Advertisment -

Terbaru