Sunday, January 19, 2025
HomeSTARTUPLifeStylePengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam di Indonesia: Dari Gus, Kiai...

Pengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam di Indonesia: Dari Gus, Kiai Hingga Habib

Pengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam di Indonesia: Dari Gus, Kiai Hingga Habib

JAKARTA, Nawacita – Pengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam, Sebagai negara kepulauan, Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki 38 provinsi hingga saat ini. Oleh karena itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak.

Belum lama ini, masyarakat Indonesia tampak banyak yang menyoroti sosok Gus Miftah. Hal itu sebab viralnya potongan video Gus Miftah yang dianggap kurang sopan. Dalam video tersebut tampak Gus Miftah sedang mengejek seorang penjual es teh bakul.

Potongan video Gus Miftah yang mengejek penjual es teh bakul itu pun langsung viral dan dikritik banyak orang. Bagi yang belum tahu, Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman merupakan seorang pimpinan Ponpes Ora Aji yang terletak di Sleman, Yogyakarta.

Penceramah itu juga membantu Prabowo di Kabinet Merah Putih periode 2025-2029 sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Gus Miftah merupakan keturunan ke-9 dari Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur.

Panggilan ‘gus’ terhadap Gus Miftah itu umumnya muncul dari kalangan santri di Pulau Jawa yang khusus diberikan untuk anak seorang kiai sebagai bentuk panggilan akrab dan penghormatan mereka.

Di sisi lain, gelar ‘gus’ itu juga diberikan untuk mereka para calon kiai, atau bisa disebut panggilan itu untuk seorang kiai muda. Selain memang karena silsilah keluarga dan keturunannya, biasanya masyarakat menyematkan panggilan tersebut karena ilmu yang dimiliki. Lalu, apa perbedaan dari gelar-gelar yang disematkan itu?

Baca Juga: Pengertian Haji Furoda, Syarat Ketentuan serta Fasilitas

Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan di antara gelar atau sebutan-sebutan yang digunakan masyarakat untuk para tokoh agama:

  1. Ustaz dan Ustazah

Kata Ustaz diserap dari Bahasa Arab dan bahas Persia yang memiliki makna guru, pengajar, atau pendidik agama. Ustaz merupakan gelar kehormatan untuk pria, sementara Ustazah diperuntukkan kepada guru wanita.

Pengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam
Pengertian serta Perbedaan Gelar Tokoh Agama Islam di Indonesia: Dari Gus, Kiai Hingga Habib.

Di Indonesia gelar atau sebutan ini diberikan kepada guru yang memiliki ilmu agama Islam. Sebutan ini tidak hanya digunakan di Indonesia, tetapi juga di Kawasan lain seperti Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Nama-nama ustaz di Indonesia pada masa kini, yakni ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad, Ustaz Khalid Basalamah, dan Ustaz Felix Siauw.

  1. Kiai dan Nyai

Kiai atau kyai merupakan istilah atau gelar dalam kebudayaan suku bangsa Jawa, untuk tokoh agama atau orang yang mendirikan dan memimpin pondok pesantren.

Gelar ini merupakan gelar dalam masyarakat yang bermakna seseorang yang dihormati karena kedudukannya. Adapun sebutan Nyai yang juga bisa digunakan untuk yang perempuan atau untuk istri kiai.

Nama-nama kiai yang terkenal di Indonesia, yakni Kiai Haji (KH) Hasyim Asyari, KH Agus Salim, dan KH Ahmad Dahlan.

  1. Syaikh atau Syekh

Syaikh atau syekh adalah gelar kehormatan dalam Bahasa Arab. Umumnya gelar ini merujuk pada kepala suku atau anggota kerabat kerjaan di negara-negara Arab, juga sebagai gelar kehormatan ulama dalam agama Islam serta pemimpin Sufi.

Kata tersebut berarti ‘tetua’ atau “yang mulia” dalam konteks monarki. Kata Syaikh muncul dalam ayat ke-23 Surah Al- Qasas dalam Al-Qur’an.

Di Indonesia, Syekh digunakan oleh para mubalig keturunan Arab atau para ulama besar dan ahli agama, baik yang menyebarkan ajaran berdasarkan paham ahlus-sunnah wal-jama’ah maupun yang menyebarkan paham yang bersifat tasawuf.

Nama-nama tokoh syekh yang terkenal di Indonesia, ialah Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani.

  1. Gus dan Ning

Gus adalah gelar Jawa yang populer di kalangan santri di pondok pesantren. Gelar ini bermakna bagus, tampan atau pandai. Gelar ini biasanya ditujukan kepada putra atau keluarga dari seorang kiai yang belum cukup untuk disebut kiai, sebagai panggilan kehormatan.

Gus merupakan nama julukan untuk keturunan atau putra kandung dari kiai, sedangkan Ning adalah sebutan untuk perempuan. Sebutan Gus dan Ning ini tidak hanya diperuntukan bagi keturunan kandung, tetapi juga untuk menantu kiai.

Nama-nama tokoh yang terkenal dipanggil gus, yakni Gus Dur, Gus Baha, Gus Zizan, dan Gus Iqdam.

  1. Habib atau Habaib dan Syarifah

Menurut arti dari KBBI, Habib secara harfiah memiliki arti yang dicintai; kekasih. Habib adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada para keturunan Nabi Muhammad SAW yang tinggal di daerah Hadhramaut, Asia Tenggara, dan Afrika Timur tepatnya di wilayah pesisir Swahili.

Namun, hanya keturunan laki-laki saja yang menyandang gelar habib atau habaib. Untuk keturunan perempuan dan istri dari habib sendiri, disebut dengan syarifah. Nama-nama habib yang terkenal di Indonesia, yakni Habib Husein Ja’far Al-Hadar, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, dan Habib Luthfi bin Yahya.

  1. Tuan Guru

Jika ada sebutan Kiai dan Nyai di pulau jawa, berbeda jika Anda berada di Pulau Kalimantan. Kiai bagi masyarakat Banjar dan Kalimantan adalah gelar bagi kepala distrik, bukan ulama.

Di Banjar, Kalimantan dan sekitarnya sebutan untuk ulama disebut dengan Tuan. Misal, Tuan Guru, Tuan Penghulu, ataupun Tuan Khatib.

Itulah perbedaan antara gelar-gelar untuk para tokoh, ulama, dan pemuka agama Islam di Indonesia. Semoga penjelasan ini membantu, sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman atas panggilan-panggilan yang ditujukan kepada para tokoh, ulama, dan pemuka agama Islam.

jpntwnws.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Natal bankjatim
- Advertisment -

Terbaru