Sunday, October 13, 2024
HomeBUMNJatim Talk: Merumuskan Strategi Local Currency Transaction untuk Mendorong Ekonomi Jawa Timur

Jatim Talk: Merumuskan Strategi Local Currency Transaction untuk Mendorong Ekonomi Jawa Timur

Jatim Talk: Merumuskan Strategi Local Currency Transaction untuk Mendorong Ekonomi Jawa Timur

Surabaya, Nawacita – 30 September 2024 — Di tengah meredanya ketidakpastian global, perekonomian Jawa Timur tetap menunjukkan ketahanan yang solid, didorong oleh peningkatan ekspor dan permintaan domestik yang positif. Hal ini menjadi titik fokus dalam seminar ekonomi bertajuk “Jatim Talk” yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur pada hari ini. Seminar ini mengangkat tema “Optimalisasi Local Currency Transaction (LCT) untuk Memperkuat Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Jawa Timur.”

Acara ini merupakan bagian dari Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jawa Timur untuk periode Agustus 2024, serta menjadi rangkaian kompetisi karya ilmiah bertingkat nasional, East Java Economic Forum (EJAVEC) 2024, yang dijadwalkan berlangsung pada 22-23 Oktober 2024.

Jatim Talk bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pemangku kepentingan mengenai potensi LCT, terutama bagi industri berorientasi ekspor. Seminar ini juga berfungsi sebagai forum diskusi untuk merumuskan rekomendasi strategis yang implementatif guna mendukung penguatan kinerja ekonomi daerah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam mengoptimalkan LCT sebagai langkah untuk meningkatkan peluang ekspor dan investasi di Jawa Timur. “Dengan memanfaatkan Local Currency Transaction, kita dapat mendorong kinerja industri dan memperkuat posisi ekonomi kita di pasar global,” ujarnya.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai stakeholder, termasuk perwakilan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan organisasi terkait, yang berkontribusi dalam diskusi dan berbagi pandangan mengenai strategi pengembangan LCT. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Jawa Timur di kancah internasional.

Dengan optimisme dan kolaborasi yang kuat, Jatim Talk 2024 diharapkan menjadi langkah awal dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur melalui optimalisasi Local Currency Transaction, serta menjaga ketahanan ekonomi di tengah tantangan global yang terus berkembang.

Baca  Juga : Fesyar 2024, Bank Indonesia Dorong Peran Digitalisasi dalam Penguatan Ekonomi Syariah

“Mempertimbangkan pentingnya peran Jawa Timur bagi perekonomian nasional, perlu dirumuskan strategi kebijakan untuk mengoptimalkan kinerja ekonomi sektor unggulan di Jawa Timur,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, dalam Welcome Remarks-nya.

Ita Vianty (Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia), Rudy Rahmaddi (Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Ditjen Bea Cukai), David E. Sumual (Chief Economist BCA), Syiska Diranti Ventia (Vice President of International Payment Specialist), serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, hadir sebagai narasumber untuk memberikan pandangan ahli. Adapun diskusi dipimpin langsung oleh Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwindo Kolopaking.

Lebih lanjut, kegiatan dihadiri juga oleh perwakilan diplomatik negara sahabat, Pimpinan Instansi Vertikal, perwakilan OPD/Instansi di wilayah Jawa Timur, perbankan, civitas akademika, asosiasi, pelaku usaha, serta rekan media.

Dalam paparannya, David E. Sumual menyampaikan bahwa dengan kondisi ekonomi global relatif kurang menentu, maka diperlukan upaya signifikan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Foreign Direct Investment (FDI) dirasa dapat menjadi salah satu kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang dapat diimplementasikan antara lain melalui penguatan iklim bisnis – termasuk melalui pemberian insentif. M. Noor Nugroho dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam kondisi saat ini, ekonomi Jawa Timur mampu menopang pertumbuhan ekonomi di Jawa, terutama didukung tingginya net ekspor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan LCT.

Baca Juga :  Bank Indonesia Percepat Inovasi Digital untuk Dorong Ekonomi Syariah Inklusif di FESyar Jawa 2024

Selam itu, Ita Vianty menyampaikan bahwa pemanfaatan Local! Currency Transaction (LCT) dapat menjadi salah satu strategi untuk mendukung peningkatan perdagangan dan investasi dengan negara mitra. Beliau juga menekankan bahwa LCT dapat meminimalisir ketergantungan terhadap mata uang USD. Sebagai upaya mendukung pengembangan LCT, Rudy Rahmaddi turut menjelaskan bahwa telah terdapat insentif bea cukai kepada pengguna skema LCT yang diharapkan dapat mendorong peningkatan adopsi oleh pelaku usaha untuk mengakselerasi ekspor.

Sesi pemaparan diakiri oleh Syska Diranti Ventia yang menyampaikan bahwa transaksi LCT secara nasional mengalami kenaikan yang cukup tinggi, namun rasio pengguna masih relatif kecil. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mendorong penggunaan LCT terutama oleh pelaku usaha ekspor dan impor dari dan ke negara yang sudah MoU dengan Indonesia. Lebih lanjut, turut disampaikan beberapa testimoni pelaku usaha pengguna LCT yang menekankan bahwa LCT memberikan kepastian transaksi dan nilai tukar yang menguntungkan.

Rekomendasi utama yang diusung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur untuk mendukung kinerja perekonomian Jawa Timur tetap solid diantaranya mencakup: (1) penajaman fokus pada pengembangan sektor yang memberikan nilai tambah terhadap ekonomi: (2) penguatan investasi dengan meningkatkan kelembagaan forum investasi, (3) percepatan infrastruktur dan konektivitas: serta (4) akselerasi digitalisasi sistem pembayaran Jawa Timur. Selain itu, mempertimbangkan pangsa ekspor barang dan jasa terhadap perekonomian Jawa Timur yang mencapai 4544 – 56Y6, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur turut mendukung perluasan Local Currency Transaction (LCT) untuk mengakselerasi kinerja ekspor dan investasi.

“Peningkatan transaksi internasional yang dilakukan dalam USD dapat meningkatkan potensi ketidakpastian di pasar. LCT hadir sebagai alternatif untuk meminimasi dampak negatif tersebut”, jelas Erwindo Kolopaking sebagai simpulan dari sesi diskusi.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru