Alif Edi Irmawan: Merangkai Alam dalam Keterbatasan
Surabaya, Nawacita – Menggunakan media dari bahan daur ulang, pameran ini ingin menyentuh kesadaran diri manusia.
Berlokasi di Tujujati Artspace, Jalan Samanhudi No.17, Kemuteran, Pekelingan, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pameran ini masih dapat dinikmati hingga 18 September 2024.
Alif Edi Irmawan mengatakan, ia mengemas pemerannya menggunakan bahan-bahan daur ulang.
Dengan konsep pemeran sustain atau keberlanjutan, ia terinspirasi dari kehidupan masyarakat di masa lampau yang hidup beriringan dengan alam tanpa merusaknya.
“Sehingga media yang digunakan adalah pewarna dari alam dan hal yang dapat didaur ulang,” kata Alif sapaan akrabnya, Selasa (3/9/2024).
Dalam perjalanannya, Alif mengaku menemukan inspirasi tersebut saat melihat masyarakat mengabaikan keberlanjutan lingkungannya.
Baca Juga: Sapi-sapi Berlari, Budaya Madura Bersinar
Oleh sebab itu, melalui seni diharapkan dapat menjadi alat pemantik agar pewacanaan tentang alam dan lingkungan. Sehingga masyarakat dapat membuat berbagai inovasi yang berdampak positif pada lingkungan.
“Saya berharap menjadi pemantik berpikir lebih kritis dan lebih peduli dengan lingkungan di sekelilingnya serta menjadi bahan pengingat untuk ku juga,” ujarnya.
Berkolaborasi dengan Tujujati Artspace, Dimas Tri Pamungkas sebagai kurator, serta Palka Kreatif, dan Sasenitala Konservasi Alam dan Budaya, Alif membentuk karya dalam pameran ini dari material serta konsep mengenai keterbatasan, yang dibersamai oleh narasi keberlanjutan.
“Seperti banyak kisah yang kita ketahui tentang bagaimana orang terdahulu hidup dalam keterbatasan namun tingkah dan lakunya mencerminkan konsep keberlanjutan,” terangnya.
“Aktivasi selama event ada Artist talk, Workshop kertas daur ulang dan charcoal gambar, sketsa bersama, dan diskusi seni,” pungkasnya. (Al)