BMKG Sampaikan Potensi Ancaman Gempa Megathrust di Indonesia
JAKARTA, Nawacita – BMKG Sampaikan Potensi Ancaman Gempa Megathrust, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi Indonesia untuk dilanda gempa yang dahsyat mencuat ke publik.
Sebelumnya, gempa besar melanda Jepang pada Kamis (8/8/2024) lalu membuat banyak orang kembali mengingat kejadian 2011 silam, di mana gempa dahsyat pernah meluluhlantakkan pesisir timur Pulau Honshu Jepang, tepatnya di pesisir Tohoku.
Gempa tersebut mengingatkan kembali masyarakat Jepang akan peristiwa memilukan yang terjadi 13 tahun lalu, setelah adanya peringatan ‘megaquake‘ yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) setelah gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) melanda Prefektur Miyazaki.
Gempa besar megathrust Nankai itu ternyata sudah diprediksi oleh BMKG di Indonesia. Sebagai informasi, sumber gempa megathrust Nankai terletak di sebelah timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku dan Kinki di Jepang Selatan.
Baca Juga:Â Pemprov Jatim Sukses Pulihkan Fasum Rusak Akibat Gempa di Bawean
Megathrust Nankai adalah salah satu zona ‘seismic gap’ atau zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir.
Untuk diketahui, gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya.
Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi “terjebak” di tempat mereka bersentuhan. Akhirnya, penumpukan regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan gempa megathrust yang besar terjadi.
Adapun contoh wilayah di luar Indonesia yang pernah dilanda gempa megathrust yakni gempa bumi Cascadia terakhir diperkirakan berkekuatan hingga 9 dan gempa bumi megathrust di Chili pada 1960 berkekuatan 9,5, dan gempa bumi di Alaska pada 1964 berkekuatan 9,2.
Sedangkan di Indonesia sendiri, ada beberapa wilayah yang perlu diwaspadai, di mana BMKG saat ini tengah memantau wilayah tersebut karena ada potensi dilanda gempa yang cukup besar.
Adapun wilayah tersebut yakni segmen Megathrust Mentawai-Suberut dan Megathrust Selat Sunda, di mana keduanya terakhir mengalami gempa lebih dari ratusan tahun lalu.
Berdasarkan peta tersebut, sampai saat ini setidaknya ada 13 megathrust yang tersebar di Indonesia. Beberapa di antaranya mengalami pecah segmen hingga membentuk segmen yang baru, seperti Segmen Mentawai yang dibagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.
Ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen, yakni segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur. Zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.
Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba, Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua.
Wilayah Megathrust yang Berpotensi Mengancam RI
Mentawai-Pagai | 8.9 |
---|---|
Enggano | 8.4 |
Selat Sunda | 8.7 |
Jawa Barat-Jawa Tengah | 8.7 |
Jawa Timur | 8.7 |
Sumba | 8.5 |
Aceh-Andaman | 9.2 |
Nias-Simelue | 8.7 |
Batu | 7.8 |
Mentawai-Siberut | 8.9 |
Sulawesi Utara | 8.5 |
Filipina | 8.2 |
5 Kejadian Gempa Terbesar di Indonesia
Secara historis, Indonesia pernah mengalami gempa besar bahkan tembus 9 SR yang pernah terjadi di Aceh pada Desember 2004.
Terjadi sebuah gempa dahsyat yang melanda Aceh. Gempa berkekuatan 9,3 SR ini menyebabkan serangkaian tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Aceh merupakan daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India.
Banyak korban jiwa dalam bencana ini, bahkan sampai menyentuh pada angka 170.000 jiwa. Oleh karena itu, Museum Tsunami Aceh dibuat untuk mengenang korban dari tsunami Aceh tersebut, sekaligus tempat edukasi dan pusat evakuasi ketika bencana.