Sunday, September 15, 2024
HomeSTARTUPHealthyMengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet, Penyebab serta Pengobatannya

Mengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet, Penyebab serta Pengobatannya

Mengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet, Gejala serta Pencegahannya

JAKARTA, Nawacita – Mengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet, Monkeypox adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Penyakit ini umumnya terjadi akibat kontak dengan primata, seperti monyet, dan hewan pengerat, seperti tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi. Monkeypox juga bisa menular dari orang ke orang.

Monkeypox (mpox) atau cacar monyet ditandai dengan gejala berupa pembengkakan kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi di rahang bawah, leher, dan selangkangan. Mpox juga disertai gejala yang mirip dengan cacar air, terutama ruam atau bintil berair di dada, wajah, hingga bagian dalam mulut dan hidung.

Pada bulan Agustus 2024, WHO menetapkan monkeypox sebagai kegawatdaruratan global karena adanya peningkatan jumlah penderita mpox yang signifikan di Kongo dan beberapa negara di Afrika, serta berpotensi menyebar ke negara lain. Hal serupa juga pernah terjadi pada tahun 2022, di mana mpox sempat masuk ke Indonesia.

Penyebab Monkeypox (Mpox)

Mpox disebabkan oleh virus Monkeypox. Virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Penularan virus Monkeypox dari hewan bisa terjadi akibat gigitan atau cakaran monyet, tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi.

Hewan yang terinfeksi monkeypox umumnya adalah hewan primata atau pengerat yang liar. Binatang peliharaan jarang bisa terinfeksi dan menularkan penyakit ini, kecuali jika pernah dibebaskan keluar rumah.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Antraks, Ciri-ciri serta Cara Mencegahnya

Sementara itu, penyebaran virus mpox dari manusia bisa terjadi melalui percikan air liur maupun kontak langsung dengan luka di kulit, mulut, atau alat kelamin penderita. Penularan monkeypox dapat terjadi melalui:

  • Berbicara tatap muka
  • Bersentuhan
  • Berciuman, termasuk ciuman ke kulit
  • Berhubungan intim, termasuk seks oral
  • Kontak dengan barang-barang, termasuk pakaian atau sprei, yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.
Mengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet
Mengenal Penyakit Monkeypox (Mpox) Atau Cacar Monyet, Gejala serta Pencegahan.

Faktor risiko monkeypox (mpox)

Berikut adalah kelompok orang yang lebih berisiko terkena monkeypox:

  • Orang yang kontak erat dengan penderita mpox
  • Orang yang tinggal serumah dengan penderita monkeypox
  • Petugas kesehatan yang merawat penderita mpox
  • Dokter hewan yang merawat primata atau hewan pengerat yang sakit

Gejala Monkeypox (Mpox)

Gejala monkeypox bisa muncul 1–21 hari sejak penderitanya terpapar virus monkeypox. Gejala utama mpox adalah:

  • Ruam kulit
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama pada bawah dagu, bawah rahang, leher, dan selangkangan.
  • Demam (38,5–40,5°C)

Ruam dapat muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk:

  • Wajah, mulut, tenggorokan
  • Telapak tangan dan kaki
  • Selangkangan dan area kelamin
  • Dubur

Bentuk ruam yang muncul akan berkembang dari bintil biasa, kemudian bintil berisi cairan yang bisa membesar, lalu pecah dan menjadi keropeng. Ruam ini bisa terasa gatal dan nyeri.

Selain itu, monkeypox juga dapat menyebabkan keluhan berikut:

  • Keringat dingin
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala berat
  • Sakit punggung
  • Tubuh terasa sangat letih atau lemas

Monkeypox juga bisa terjadi pada hewan peliharaan. Beberapa gejala mpox yang harus diwaspadai pada hewan adalah:

  • Demam
  • Hilang nafsu makan
  • Lesu
  • Mata belekan
  • Ruam atau bintik merah di kulit

Diagnosis Monkeypox (Mpox)

Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala dan jenis ruam pada pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien pernah kontak dengan orang yang sedang sakit atau mendatangi negara yang sedang memiliki banyak kasus monkeypox.

Perlu diketahui bahwa kemunculan ruam saja belum tentu menandakan mpox. Namun, penyakit yang umum menyebabkan gejala ruam seperti ini adalah infeksi virus, di mana penyembuhannya adalah lewat daya tahan tubuh sendiri.

Jika gejala dan tanda-tanda sudah mengarah ke infeksi virus, termasuk monkeypox, dokter akan fokus untuk menangani gejala dan memberikan terapi suportif untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis sangat jarang mengubah metode penanganan dari kondisi ini.

Diagnosis pasti monkeypox adalah dengan mendeteksi virus di dalam tubuh, yaitu dengan PCR. Untuk melakukan PCR, sampel dapat diambil dari:

  • Biopsi kulit
  • Tes usap cairan dari bintil atau dari keropeng
  • Tes usap tenggorokan
  • Tes usap di dubur

Pengobatan Monkeypox (Mpox)

Mpox umumnya hanya menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini sering kali sembuh dalam waktu 2–4 minggu.

Namun, penderita monkeypox perlu dirawat di ruang isolasi, baik di rumah maupun rumah sakit, supaya tidak menyebarkan penyakit ini. Isolasi dilakukan mulai sejak gejala muncul sampai ruam sembuh dan keropeng lepas dengan sendirinya. Hal-hal lain yang juga perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran monkeypox antara lain:

  • Lakukan isolasi di kamar sendiri.
  • Jangan berbagi kamar dengan anggota keluarga yang lain. Jika tidak memungkinkan, gunakan masker dan tutupi ruam kulit dengan pakaian atau perban.
  • Cucilah tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer, terutama sebelum dan setelah menyentuh ruam kulit.
  • Bersihkan barang-barang umum secara rutin dan hindari menyentuh barang yang banyak disentuh orang lain.
  • Hindari kontak dengan hewan pengerat yang dipelihara, seperti hamster atau marmut, karena mereka mungkin saja tertular penyakit ini.

Selain itu, perawatan rumah yang dapat dilakukan di rumah selama terkena mpox adalah:

  • Meminum obat pereda nyeri atau gatal dan obat krim untuk ruam yang diberikan oleh dokter.
  • Berkumur-kumur dengan air garam jika ada luka di mulut.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan mengandung banyak protein.
  • Beristirahat yang cukup selama isolasi.
  • Membersihkan luka di kulit dengan berendam atau melakukan sitz bath menggunakan baking soda atau garam Epsom jika memungkinkan.
  • Menjaga agar kulit tetap kering dan terbuka jika tidak berbagi kamar dengan orang lain.
  • Tidak menggaruk atau sengaja memecahkan bintil karena dapat membuat luka terinfeksi dan memperlambat penyembuhan.
  • Tidak mencukur area dengan bintil atau luka hingga kulit benar-benar sembuh.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi monkeypox. Meski begitu, pemberian vaksin monkeypox dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di dalam tubuh pada orang yang kontak erat dengan penderita mpox. Vaksin ini harus diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak.

Sementara itu, vaksinasi massal untuk mpox belum diperlukan untuk saat ini. Vaksinasi untuk mencegah (tanpa ada paparan) juga hanya diperuntukkan bagi orang yang berisiko tinggi tertular, seperti tenaga kesehatan.

Pencegahan Monkeypox (Mpox)

Pencegahan utama mpox adalah dengan menjauhi orang-orang yang sedang terinfeksi, atau hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai. Beberapa upaya pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:

  • Tidak berbagi alat makan atau menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi mpox
  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol, terutama sebelum makan, menyentuh hidung maupun mata, atau membersihkan luka
  • Mendapatkan vaksin monkeypox bila Anda tergolong orang yang berisiko tinggi terpapar monkeypox, seperti tenaga medis
  • Menggunakan sarung tangan ketika akan melakukan kontak dengan hewan peliharaan yang diduga terinfeksi mpox, serta menghubungi dokter hewan dan tidak membiarkan hewan tersebut berkeliaran

aldonws.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru