Petilasan Gajah Mada Jabung Mojokerto, Diyakini Sebagai Tempat Simedi Sang Mahapatih
Mojokerto, Nawacita – Menjelajah peninggalan sejarah memang selalu mengasyikkan. Selain itu, ada jejak toko terkenal, tetapi masih misterius keberadaan makam nya. Tak terkecuali tempat petilasan Gajah Mada yang terletak di Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Petilasan Gajah Mada menyerupai bangunan kecil seukuran langgar. Ada batu besar di dalamnya yang tertutup pagar dan ditutupi kain putih. Batu besar itu diduga menjadi tempat Gajah Mada untuk bertapa dan mencari wangsit, termasuk gagasan Sumpah Amukti Palapa.
Sebuah patung Patih Gajah Mada yang didirikan di sebelah utara petilasan yang berfungsi sebagai penanda dari petilasan Gajah Mada. Didalam lokasi ada ruang suci untuk meditasi, menurut pantauan Nawacita di lokasi petilasan Patih Gajah Mada, ruangan tersebut berukuran tinggi 1,5 meter, lebar 2 meter, dan panjang 2 meter.
Gajah Mada juga mengucapkan Sumpah Amukti Palapa pada acara pelantikan pengangkatannya sebagai Patih Amangkubumi Majapahit pada tahun 1253 Saka atau 1331 M, Patih Gajah Mada mengambil ikrar di hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan para pejabat kerajaan.
Baca Juga : BPBD Memastikan Status Tanggap Darurat Kabupaten Mojokerto Tidak Diperpanjang
Petilasan Gajah Mada saat ini dijaga Mbah Tuminah, perempuan berusia 92 tahun itu menjaga dan merawat petilasan Gajah Mada.
“Kulo dapat tugas dari pemerintah desa untuk menjaga situs ini, Mas,” ujarnya pada Minggu (2/04/2023).
Mbah Tum, sapaan Mbah Tuminah, meyakini tempat ini pernah dibuat oleh Patih Gajah Mada selama 10 tahun, tempat ini dikenal sebagai tempat bertapa dan semedi oleh Gajah Mada.
“Sepuluh tahun Mbah Eyang Patih Gajah Mada bertapa di dekat batu itu, Mas,” ungkap warga kelahiran Nganjuk itu.
Mbah Tum juga bercerita, Patih Gajah Mada menggunakan petilasan itu bersama pengikutnya. Tidak hanya itu, terkadang tempat itu dijadikan titik koordinasi antara Gajah Mada dengan pasukan Bhayangkara.
Baca Juga : BPBD Memastikan Status Tanggap Darurat Kabupaten Mojokerto Tidak Diperpanjang
“Kadang dibuat Mbah Eyang Patih Gajah Mada sebagai tempat buat ngumpul. Tentu ngumpulnya ya sama anak buah pasukannya,” tutur juru kunci yang menjaga petilasan ini sejak 1962.