Unik, di Mojokerto Ada Musala di Bawah Tanah
MOJOKERTO, Nawacita – Di Mojokerto Ada Musala di Bawah Tanah, Di Mojokerto tepatnya di Dusun Losari, Desa Pekukuhan, Kecamatan Mojosari ada sebuah bangunan dengan arsitektur antara perpaduan Jawa dan Arab yang terlihat sangat mempunyai nilai seni kaligrafi yang tinggi.
Namun sayang bangunan yang terlihat mempunyai seni yang indah itu terlihat tidak terawat. Tempat ini dulunya adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Sambung Sari Noto Projo yang berdiri tahun 1995, pendiri bangunan ini adalah almarhum Imam Malik, guru Pencak Silat Pagar Nusa kala itu di Padepokan Mayangkoro. Almarhum meninggal pada 2009 lalu.
Bangunan yang nampak tidak terawat tersebut, ternyata menyimpan keunikan tersendiri, didalamnya ada sebuah bangunan Musala bawah tanah. Tempat tersebut dikenal dengan Gua Nur Muhammad Puser Bumi ini berada di kedalaman delapan meter dari permukaan lantai bangunan utama.
Musala tersebut diberi nama Kendali Sodo, yang merupakan tempat khusus berdoa para santri yang berada di Padepokan Mayangkoro kala itu. Saat memasuki Musala yang berada di dalam tanah ini sangatlah gelap.
Jika tidak hafal betul lokasi didalamnya maka akan tersesat dan tidak bisa keluar lagi, sebab di dalam masjid ini banyak lorong – lorong yang sangat membingungkan dan terkadang hanya bisa dilewati dengan membungkukkan badan agar kepala tidak terbentur dinding ruangan didalam Musala tersebut.
Baca Juga:Â Tenun Motif Candi Wringinlawang dan Surya Majapahit Jadi Icon Pengrajin Tenun Tradisional di Mojokerto
Bangunan Musala tersebut tidak menggunakan penyangga beton untuk menopang bangunan yang berada di atasnya dan Musala ini sangat kuat nyatanya hingga sekarang.
Tempat ibadah yang pada fungsinya digunakan untuk tujuan agar ibadah lebih nyaman dan agar jauh dari kebisingan dunia luar. Menurut cerita almarhumah Imam Malik, waktu pembangunan masjid ini bertujuan untuk mengingatkan manusia tentang hari kematian.
Harapan dengan orang yang memasuki masjid ini akan berpikir tentang hari kematian dengan mengatakan dalam hatinya seandainya dirinya terkubur dalam tanah suatu hari nanti.

Muhammad Habib Al Mukhsin selaku putra ke empat almarhum Imam Malik, menjelaskan sejarah Musala ini berdiri berawal ketidaksengajaan.
Dulunya, tempat itu merupakan sebuah kolam pemandian untuk para santri yang bergelut di Pencak Silat Pagar Nusa. Baru kemudian, kolam tersebut digali dengan menyerupai tempat salat.
Terdapat Tujuh Sumber Mata Air yang Terbuat dari Sumur
“Saat itu lokasi ini sebelumnya kolam, kemudian digali terus yang akhirnya menyerupai tempat salat dan baru kemudian melebar ke mana – mana,” ucap Habib, Sabtu (25/3/2023).
Terdapat lima ruangan untuk riyadhoh atau melatih diri di dalam Gua Nur Muhammad Puser Bumi ini. Selain itu, ada tujuh sumber mata air yang terbuat dari sumur.
“Ada dua sendang yang diberi nama sendang wedok atau kolam perempuan dan sendang lanang yang artinya kolam laki-laki, Kalau kolamnya, juga untuk berdzikir di dalam air,” ungkapnya.
Keberadaan Gua Nur ini memang tidak dikenal oleh masyarakat luas, hal ini dipengaruhi karena kondisi santri yang berguru di Padepokan Mayangkoro ini sepi. “Dulu setiap hari sering dapat kunjungan dari Sidoarjo, Bojonegoro, Surabaya dan Kediri sendiri.
Paling banyak Kediri, karena memang abah asli Kediri. Kalau sekarang hanya santri ngaji TPQ saja dari warga sekitar, kalau keberadaan Musala hanya orang yang memiliki kepentingan yang ada niatan tertentu” ujarnya.
ncnws.