Profil Lee Jae-myung, Mantan Buruh Anak yang Kini jadi Presiden Korsel
Jakarta, Nawacita | Korea Selatan (Korsel) kini menyambut Lee Jae-myung sebagai Presiden baru negara tersebut. Meski demikian, Lee bukanlah sosok baru di panggung politik Korsel.
Karier politiknya dimulai di Partai Demokrat pada tahun 2007 sebagai wakil juru bicara rendahan, peran yang biasanya diberikan kepada politisi yang belum pernah memenangkan jabatan publik. Konon, Lee sangat ambisius dibandingkan wakil juru bicara pada umumnya.
Menurut keterangan orang dalam, Lee merasa dicemooh oleh anggota parlemen utama Partai Demokrat saat itu. Itulah yang kemudian jadi pendorong Lee, membuatnya semakin ambisius.
“Dia mengingat penghinaan itu. Pada akhirnya, itulah yang mendorongnya,” kata sumber itu, sebagaimana dilaporkan The Korea Herald, Rabu (4/6/2025).
Lee baru dikenal publik ketika menjadi wali kota Seongnam, kota yang berada di selatan provinsi Gyeonggi. Dia menjabat 2 periode berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2018.

Kebijakan khasnya saat memimpin kota Seongnam adalah program kesejahteraan gratis. Namun, program itu dibawa ke Mahkamah Agung atas dugaan pelanggaran undang-undang jaminan sosial.
Meski demikian, program itulah yang membuat Lee populer. Saat itu, dia berjanji menjadikan Seongnam sebagai kota dengan ‘tunjangan kesehatan gratis’. Dia membagikan voucher yang dapat digunakan seperti uang tunai meski ada masalah keuangan.
Nama Lee semakin dikenal secara nasional ketika terpilih jadi gubernur Gyeonggi, provinsi terpadat dengan 13 juta penduduk.
Sebagai gubernur, Lee dikenal karena mendorong pembatasan COVID-19 yang ketat. Meski dipuji, kebijakannya saat itu juga menuai kontroversi atas pelanggaran hak asasi manusia.
Pada 2020, Lee melakukan siaran langsung saat menggerebek sebuah gereja di provinsi Gyeonggi yang jadi lokasi menyebarnya COVID-19 dan mengambil sampel usap hidung pendeta untuk diperiksa.
Baca Juga: Profil Presiden Erdogan, Pemimpin Turkiye Berpengaruh Selama Dua Dekade Lebih
Lee pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017. Pencalonannya diumumkan di pabrik Seongnam tempatnya dulu bekerja sebagai buruh anak untuk menafkahi keluarga.
Tidak berhasil, Lee mencoba lagi untuk pilpres tahun 2022. Dia pun secara mengejutkan memenangkan nominasi Partai Demokrat untuk jadi kandidat presiden pada tahun 2022.
Biasanya, kandidat dari Partai Demokrat berhasil mencapai posisi puncak di internal partai sebelum mereka dapat tawaran untuk jadi capres. Namun, tidak dengan Lee. Dia melakukannya dari luar partai ke dalam partai.
Meski demikian, Lee saat itu kalah dari Yoon Suk-yeol. Kalah dalam kontestasi pilpres, Lee mencalonkan diri dan mendapatkan posisi di Majelis Nasional.
“Anda tahu kenapa mereka sangat takut dengan Lee Jae-myung? Karena saya berasal dari pinggiran. Saya membuat lembaga tidak nyaman,” kata Lee di hadapan pendukungnya pada Sabtu (31/5/2025). kmprn