Surabaya, Nawacita – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) resmi meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) klaster petani tebu Jawa Timur, di Kebun Tebu Prajekan, Bondowoso, Selasa (6/5/2025).
Program ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mempercepat swasembada gula nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Jawa Timur.
Peluncuran tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Khofifah, Direktur Utama SGN Mahmudi, dan Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim, Edi Masrianto.
Dalam sambutannya, Khofifah menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan perbankan untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong petani naik kelas.
“Program KUR Khusus ini bukan sekadar akses permodalan, tetapi menjadi jalan bagi petani tebu untuk bertransformasi dari buruh ladang menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat,” ujarnya.
Khofifah menekankan pentingnya penggunaan dana KUR untuk hal-hal produktif seperti pengadaan bibit unggul, pupuk organik, dan peralatan efisien, agar hasil panen tidak hanya meningkat secara kuantitas tapi juga kualitas.
Ia menyebut Jawa Timur menyumbang sekitar 50 persen dari total produksi gula nasional, dengan produksi tebu tahun 2024 mencapai 16,69 juta ton dari 238.135 hektare lahan.
Baca Juga: Optimalkan Recovery Asset, Bank Jatim Jalin Sinergi dengan DJKN Jawa Timur
Sementara itu, Edi Masrianto menyampaikan bahwa Bank Jatim akan menjadi bank penyalur KURsus bagi para petani tebu. Menurutnya, ini adalah bentuk komitmen Bank Jatim sebagai BUMD terbesar di Jawa Timur dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Bank Jatim ingin memastikan bahwa petani memperoleh akses pembiayaan yang murah, mudah, serta didampingi dengan baik. Kami ingin menciptakan ekosistem pertanian yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
KURsus ini akan dikenakan suku bunga tetap sebesar 6 persen. Fasilitas ini juga mencakup pembiayaan ulang untuk peremajaan kebun tebu yang telah berusia lebih dari 25 tahun serta adopsi varietas unggul dengan rendemen lebih tinggi, dari 7 persen menjadi 8–9 persen.
Data Bank Jatim mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16,98 persen secara tahunan (YoY) pada 2024, melampaui rata-rata nasional yang hanya 10,39 persen. Penyaluran kredit produktif mencapai Rp 29,65 triliun, dengan penyaluran KUR mikro sebesar Rp 5,61 triliun.
Khofifah berharap perbankan dan seluruh dinas perkebunan di Jawa Timur bisa mendukung penuh program ini agar modal kerja petani bisa tersebar merata. Ia juga menekankan pentingnya proses penyaluran yang cepat, transparan, dan tepat sasaran.
“Kepada Bank Jatim yang mempelopori ini, saya berharap tidak ada petani yang tertinggal. KUR ini harus menjangkau seluruh klaster secara menyeluruh,” tandasnya.
Dengan adanya KURsus, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan peningkatan signifikan dalam kontribusi sektor tebu terhadap perekonomian daerah sekaligus mengukuhkan posisi Jawa Timur sebagai lumbung gula nasional.
Reporter : Riko Abdiono