Wednesday, May 21, 2025
HomeDAERAHJATIMMantan Guru jadi Kondektur Tangguh di Surabaya

Mantan Guru jadi Kondektur Tangguh di Surabaya

Mantan Guru jadi Kondektur Tangguh di Surabaya

Surabaya, Nawacita.co – Annisa seorang Kondektur perempuan yang biasa mangkal di Terminal Purabaya, Surabaya. Ia menjadi wanita tangguh dan kuat menjalani profesi yang mayoritas dilakukan oleh pria.

Kisah Annisa ini bukanlah kondektur biasa. Ia mengawali kariernya sebagai guru Bahasa Indonesia di sebuah SMA swasta di Madura. Namun realitas kehidupan memaksanya mengambil keputusan besar.

“Gaji guru waktu itu tidak cukup. Naiknya cuma seratus ribu tiap bulan,” ungkapnya. Tahun 2011 ia berhenti mengajar, dan sejak 2013 mulai menjadi kondektur bus antarkota.

- Advertisement - Ucapan Selamat Idul Fitri dari BPKAD Jatim

Kini, Annisa telah menjalani profesi sebagai kondektur bus selama lebih dari tiga tahun. “Jadi kondektur itu lebih bebas, lebih enak. Penghasilannya juga lumayan, apalagi kalau ramai bisa sampai 800 ribu sehari,” ceritanya.

Baca Juga: Seni Hantu Sejarah Bangkit di Pasar Tua Tunjungan: Pameran Jompet Sentuh Semua Indera

Sebagai ibu dari seorang anak berusia 4 tahun yang tinggal di Madura, Annisa harus berjuang sendiri. Ia tinggal di kos dekat terminal dan jarang pulang demi mencari nafkah.

Profesi kondektur memang masih didominasi laki-laki, namun Annisa mampu membaur dan beradaptasi dengan baik.

“Awalnya canggung juga, tapi lama-lama akrab, enak sama teman-teman,” tuturnya.

Meski sempat mengalami godaan atau gangguan dari penumpang pria, Anisah tetap tegar. “Kalau digoda ya dicuekin aja, biar mereka berhenti sendiri.” ucap Annisa.

Baca Juga: Melihat Lukisan Pohon Burung Karya Woro Puspita, Harmoni Alam Bermakna Mendalam

Annisa bisa bekerja hingga 12 jam, dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam. “Kalau mau libur ya tinggal bilang, asal ada yang gantiin,” ujarnya.

Ia telah menjelajahi rute ke Banyuwangi, Madura, dan Kalian. Tantangan terberatnya adalah menghadapi penumpang yang mencoba menghindari bayar tiket.

Kini, di usianya yang ke-40, Annisa tetap berdiri tegak di tengah kerasnya jalanan. Ia bukan hanya kondektur, tapi juga guru kehidupan — yang mengajarkan bahwa perjuangan bisa datang dari mana saja, bahkan dari kursi belakang sebuah bus.

Ia juga memberi pesan kepada Perempuan diluar sana yang memperjuangkan keluarga dan kehidupan sehari-hari.

“Berjuanglah semampumu. Jangan tergantung sama laki-laki. Kita bisa sendiri.” tutup Annisa.

Reporter: Alus

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

siklus bankjatim
- Advertisment -

Terbaru