Thursday, May 15, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleSeni Hantu Sejarah Bangkit di Pasar Tua Tunjungan: Pameran Jompet Sentuh Semua...

Seni Hantu Sejarah Bangkit di Pasar Tua Tunjungan: Pameran Jompet Sentuh Semua Indera

Seni Hantu Sejarah Bangkit di Pasar Tua Tunjungan: Pameran Jompet Sentuh Semua Indera

Surabaya, Nawacita.co – Di tengah hiruk-pikuk modernitas dan bangunan megah, sebuah pasar tua di Tunjungan menjadi rumah sementara bagi pameran seni tunggal Seniman Jompet Kuswidananto. Diselenggarakan di lantai 3 Pasar Tunjungan, dari tanggal (19/4/2025) hingga (24/4/2025).

Terkenal dengan Road to ArtJog, pada tahun 2025 kali ini pamerannnya bertajuk Arak-Arak: Midnigth Haze and The Drifting Flocks. Bukan sembarang pameran, karya-karya yang ditampilkan di sini bukan hanya mengajak penonton melihat, tetapi juga merasakan — secara visual, emosional, hingga sensorik.

Karya-kaya yang dipamerkan merupakan lahir dari refleksi mendalam sang seniman terhadap sejarah-sejarah Indonesia yang tidak tercatat, atau bahkan sengaja dilupakan.

- Advertisement - Ucapan Selamat Idul Fitri dari BPKAD Jatim

“Sejarah-sejarah ini memengaruhi cara kita hidup sekarang, cara kita bersosial, bahkan cara kita mengambil keputusan,” ujar Jompet.

Seniman asal Jogja, Jompet Kuswidananto. (Foto: Alus/Nawacita)

Pameran ini bukan hanya tentang lukisan atau instalasi biasa. Ia menjadi pernyataan sosial dan kultural, bentuk perlawanan terhadap kekuasaan yang dominan dan sistem yang menindas — yang divisualisasikan dengan medium yang tak biasa: cahaya, kabel, coding, dan ruang yang penuh ‘cacat’.

Yang membuat Pamerannya makin kuat adalah pemilihan lokasi: pasar Tunjungan, bangunan tua yang nyaris terlupakan. Di tengah bocor, dinding retak, dan kabel-kabel berserakan, pameran ini justru menemukan jiwanya.

“Kami tidak mencari tempat ini. Seorang teman di Surabaya menyarankan, dan ketika kami datang, kami merasa ruang ini sangat cocok dengan tema karya kami,” ungkap sang seniman.

Baca Juga: Melihat Lukisan Pohon Burung Karya Woro Puspita, Harmoni Alam Bermakna Mendalam

“Bahkan kebocoran dan kerusakan kecil di sini menjadi bagian dari karya itu sendiri.” tambah Jompet.

Pameran ini menjadi pernyataan bahwa seni tak selalu harus dipajang di ruang galeri yang steril dan ber-AC.

“Seniman Indonesia itu terbiasa dengan ruang-ruang yang tidak ideal. Kita bekerja di mana saja, dari keterbatasan itulah muncul kreativitas,” katanya.

“Selamat menikmati,” katanya di akhir wawancara. “Nikmati bukan hanya karyanya, tapi juga bangunan ini — yang selama ini telah terlupakan oleh Surabaya.” tutupnya.

Reporter: Alus

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru