Pemkot Surabaya Rencanakan Pembangunan Tanggul Laut Sepanjang Pesisir Kota Surabaya
Surabaya, Nawacita | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana membangun tanggul laut di pesisir Kota Pahlawan. Rencananya, tanggul tersebut akan dibangun di sepanjang wilayah pesisir Romokalisari hingga Gunung Anyar, Kota Surabaya.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) akan membangun tanggul laut dalam upaya mengantisipasi banjir rob, agar memberikan kemudahan agar nelayan untuk bersandar dan berguna sebagai pemecah ombak.
“Tanggul laut ini untuk memecah (ombak) sebenarnya, jadi sehingga tidak sampai ke pesisirnya,” kata Walikota Eri.
Pemkot Surabaya saat ini tengah menyiapkan konsep dan penghitungan jumlah anggaran yang diperlukan dalam pembangunan tanggul laut. Walikota Eri menegaskan pihaknya akan melakukan perhitungan anggaran secara maksimal agar pembangunan tanggul tidak akan menggangu program lainnya yang sudah dirancangkan sebelumnya.
Baca Juga:Â Pemkot Surabaya Gelar Upacara Peringatan Hari Guru Nasional, Sekaligus HUT KORPRI ke-53
“Pokoknya anggarannya jangan sampai mengganggu (anggaran) untuk kegiatan yang memang sudah kita rencanakan, misalnya program pendidikan dan kesehatan gratis. Apalagi, kan sekarang anggaran pemkot dalam satu tahun ke depan ini ada Rp 1 triliun yang digunakan untuk makan siang gratis, makannya nanti akan ada persiapan-persiapan lagi untuk pencocokan anggaran di tahun 2025,” paparnya.
Walikota Eri menjelaskan, Pemkot Surabaya saat ini masih berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait pembangunan tanggul laut. Selain itu, ia mengungkapkan, pemkot juga akan melakukan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dalam pembangunan proyek tersebut.
Alasan, Wali Kota Eri menggunakan cara KPBU karena anggaran yang dikeluarkan lebih murah dan hemat. Selain itu, anggaran yang telah disiapkan untuk program lain tidak sampai dialihkan untuk proyek pembuatan tanggul laut.
“Karena itu uangnya besar kita juga konsentrasi dahulu, karena tanggul laut itu akan menyedot banyak uang ke depannya. Yang kedua kita juga berusaha melakukan KPBU, karena KPBU ini lebih ringan, contoh ketika membangun rumah sakit Rp 500 miliar, daripada setahun Rp 500 miliar hilang, nah ini cukup Rp 100 miliar nyicilnya (per tahun), sehingga yang Rp 400 miliar bisa digunakan untuk yang lainnya,” pungkasnya. (Gio)