Dr. Muzakkar A Gani Msi (Ex Bupati Bireuen): Rakyat Aceh Harus Cerdas Memilih Pemimpin Masa Depan
Aceh, Nawacita | MENGAPA MUALEM-DEKFADH WAJIB MENANG (Suatu Kajian Aspek Politik Aceh Kedepan) Oleh Dr. Muzakkar A Gani, SH MSi. Genderang perang Pilkada telah ditabuh beberapa bulan yang lalu sejak KPU/KIP Menetapakan pasangan Calon yang berkonstedtasi.
Geliat tim pemenangan semakin lama intensitas gerakan semakin kencang berkunjung ke berbagai daerah seluruh Wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Wilayah Propinsi Aceh. seiring dengan semakin dekatnya hari pencoblosan pada hari Rabu 27 November 2024, para pasangan Calon terus bergerilya menghampiri para pemilih menawarkan berbagai program, janji dan slogan agar pemilih berpihak menentukan pilihan kepada sang calon pasangan Gubernur Aceh.
Seluruh pelosok Aceh tim bertebaran yang secara masif dan nyata terus menggalang kekuatan dengan upaya mempengaruhi rakyat pemilih agar memilih mareka pasangan yang mereka dukung. Kapasitas masyarakat Aceh berbagai kalangan yang terdiri dari para akademisi, Ulama, ilmuwan, usahawan, petani, nelayan, pekebun, penjual makanan keripik pisang, pisang sale, penjual buah2an, mahasiswa, para santri dan nyak2, ibuk rumah tangga bahkan semua lapisan masyarakat yang selama ini tidak terlibat dalam dunia politik ikut nimbrung membahas, menganalisa dan menebak siapa yang akan unggul dari dua kompatriot yang sedang mengadu nasib menjadi orang nomor satu dan dua sebagai Gub/Wagub di Provinsi Aceh.
POTRET KEKUATAN POLITIK ; Tulisan ini mencoba memberi amaran dan wawasan politik kepada seluruh masyarakat Aceh agar pemahamanya dalam berpolitik tidak hanya fokus pada memilih atau tidak memilih calon Gubernur yang disukai atau tidak disukai, dan bahasan ini terutama diarahkan kepada masyarakat yang sampai saat ini belum menentukan pilihan atau ragu-ragu, Karena bagi masyarakat yang sudah menentukan pilihan, dibujuk rayu pun tidak akan berubah sikap untuk memilih yang lain. Untuk itu rakyat Aceh perlu mencermati potret politik yang terpampang dan tergambar dalam proses pencalonan Calon Gub/Wagub itu sendiri saat ini. Sebagaimana diketahui untuk menjadi calon Gubernur wajib didukung oleh Partai politik pendukung/pengusung, kecuali mencalonkan diri melalui jalur independen harus mengumpulkan suara bebas masyarakat.
Nah, untuk Cagub/Cawagub Aceh langkah yang telah dijalankan oleh Pasangan calon nomor urut 1. Bustami Hamzah- Fadhil Rahmi (Om Bus-Ustadh Fadhil) mencari dan memperoleh dukungan koalisi 5 partai Politik yaitu GOLKAR, Nasdem, PAN, PAS dan Gelora, selanjutnya Pasangan nomor Urut 2 Muzakir Manaf-Fadlullah (Mualem-Dekfad) didukung koalisi 15 Partai Politik yaitu PARTAI ACEH, GERINDRA, PKS, DEMOKRAT, PNA, PPP, PKB, PDIP, PSI, UMMAT, GARUDA, SIRA, PBB, HANURA, dan GABTHAT. Besaran jumlah dukungan koalisi ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan stabilitas politik dan jalannya pemerintahan Aceh 5 tahun kedepan. RAKYAT CERDAS MEMILIH, POLITIK AMAN TENTRAM.
Baca Juga:Â OSIS SMAN 7 Banda Aceh Laksanakan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
Dalam artikel ini penulis ingin sedikit menggoda pemilik suara untuk memilih Cagub/Wagub Aceh yang pada akhirnya sesuai dengan harapan rakyat yaitu terjamin stabilitas politik Aceh dan membawa suasana aman, damai sejahtera dan bahagia. Indikator itu bisa dicapai apabila sinkronisasi politik berjalan normal dalam pemerintahan, terutama hubungan antara Gubernur sebagai penyelenggara pemerintahan (eksekutif) dengan DPRA selaku pengawas pemerintahan (Legislatif) bisa berjalan seiring seirama bak simfoni indah mewarnai cahaya kehidupan rakyat Aceh yang harmoni. Berdasarkan peta dukungan partai koalisi tadi menunjukan Om Bus-Syeh Fadhil HANYA didukung oleh minoritas partai koalisi, apabila dikonversi kedalam kekuatan politik di DPRA Aceh Bustami hanya punya dukungan kekuatan politik 29 Kursi, Berbeda jauh dengan pengaruh kekuatan Mualem-Dekfad yang unggul dalam jumlah partai berpengaruh ke kursi DPRA menguasai 52 Kursi dari 81 Kursi, hal ini menjadi kekuatan kendali jalanya pemerintahan kedepan.
RAKYAT CERDAS MEMILIH. Berdasarkan analisis dan penjelasan diatas tentu rakyat Aceh tidak mau lagi menonton orkestra politik Aceh yang penuh huru hara dan hiruk pikuk seperti pada periode pemerintahan sebelumnya Baik waktu Gubernur Irwandi Yusuf, Zaini Abdullah dan terakhir Nova Iriansyah. Kita masih ingat begitu kencang tarik menarik kepentingan di pemerintahan sehingga pengesahan anggaran sempat ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh, lalu terjadi mosi tak percaya sampai pemberian labeling kepada seorang Gubernur sebagai Geburnur terburuk di Aceh sepanjang Masa oleh DPRA Aceh. Hal ini bisa dihindari dan tidak terjadi lagi apabila Rakyat Aceh cerdas dalam menentukan pilihan. Perlu dimaklumi Pilihan Gub/Wagub bukan pada suka tidak suka dan senang tidak senang, karena seberapapun suka dan senang, rakyat setelah pemilihan tidak pernah ketemu lagi dengan Gubernur terpilih, paling kalau ketemu hanya lambai-lambai tangan. Karena itu rakyat pakai pikiran cerdas dan memahami bahwa pemilihan Gub/Wagub adalah KEPENTINGAN.
Masyarakat berkepentingan pemerintahan stabil, lancar, musyawarah berjalan, program tepat sasaran serta ekonomi tumbuh. Apabila itu dambaan rakyat dan dengan melihat Peta dukungan politik yang ada sekarang, maka Calon Gubernur/Wakil Gubernur Aceh yang wajib rakyat pilih dan WAJIB MENANG adalah MUZAKIR MANAF-FADLULLAH (Mualem-Dekfadh), karena saat ini sudah tergambar peta politik bahwa pasangan ini sudah menang sebelum bertanding secara Dukungan politik, dan dengan keunggulan ini mudah dalam membangun komunikasi politik dengan DPRA, ditambah lagi hubungan tegak lurus dengan pemerintah Pusat, dimana Kader Wagub adalah anak buah Pak Presiden Prabowo.
Karena itu tinggal rakyat Aceh dengan cerdas mensahihkan dengan suara pilihannya pada 27 November 2024 nanti. Kita berharap Pilkada ini berjalan lancar aman dan tentram. RAKYAT ACEH CERDAS MEMILIH, ACEH BANGKIT, HEBAT KUAT DAN BERKUALITAS.