60 Juta Warga Tak Bisa Akses Internet pada Mei 2024, Kenapa?
JAKARTA, Nawacita – 60 Juta Warga Tak Bisa Akses Internet, Sebanyak 23 juta rumah di Amerika Serikat (AS) atau 60 juta warga AS terancam tak bisa mengakses internet mulai Mei 2024 mendatang.
Menurut Komisi Komunikasi Federal (FCC) mereka harus membayar tagihan internet yang lebih tinggi hingga ratusan dolar per tahun untuk tetap terhubung dengan ranah maya. Biro sensus mengestimasikan 1 dari 5 rumah tangga secara nasional terancam tak bisa membayar biaya tagihan internet yang membludak.
Disrupsi akses internet ini dikatakan akan memengaruhi kemampuan masyarakat AS untuk mengerjakan PR sekolah, mencari pekerjaan, mengunjungi dokter secara virtual, mengisi resep dokter secara online, hingga terkoneksi dengan layanan publik.
Hal ini juga akan memperlebar kesenjangan antara kelompok masyarakat yang bisa dan tak bisa mengakses internasional. Ada potensi gangguan pada stabilitas ekonomi dalam skala besar.
Baca Juga:Â Tips Menghapus Jejak Digital di Internet, Lindungi Data Pribadi Supaya Aman
Krisis ini berasal dari program pemerintah yang dijadwalkan akan kehabisan pendanaan pada akhir April mendatang. Program bernama Affordable Connectivity Program (ACF) tersebut dimulai sejak 2021 dan memberikan diskon layanan internet hingga US$ 30 per bulan untuk masyarakat berpendapatan rendah.
Bahkan, bagi masyarakat di pedalaman, diskon yang diberikan bisa mencapai US$ 75 per bulan, dikutip dari media, Senin (25/3/2024).
Para pembuat kebijakan sudah berbulan-bulan mengetahui soal deadline pembiayaan program pemerintahan Joe Biden. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda kongres menyetujui anggaran program senilai US$ 6 triliun tersebut.
Presiden AS Joe Biden sudah mengatakan ACP akan terus diperbarui untuk menghindari dampak buruk bagi jutaan warga AS.
Pekan lalu, para pimpinan Kongres melewatkan kesempatan untuk melanjutkan program ACP. Dalam rapat anggaran selama 11 jam untuk mencanangkan RUU, tak dimuat anggaran untuk program tersebut.
Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya keadaan darurat yang menjerumuskan jutaan orang ke dalam kesulitan keuangan hanya beberapa bulan sebelum Pemilu 2024.
Saat ini, FCC mulai dipaksa untuk menutup program subsidi ACP. Masyarakat penerima subsidi sudah diperingatkan bahwa mereka tak akan mendapat kemudahan lagi dalam berlangganan internet murah.
“Gara-gara permainan politik, sekitar 60 juta warga AS harus dihadapkan pada pilihan membayar internet atau membayar makanan, sewa properti, dan kebutuhan lainnya. Hal ini memperluas kesenjangan digital di negara ini,” kata Gigi Sohn, mantan petinggi FCC.
“Sangat disayangkan program yang populer dan mendapat dukungan hampir setengah anggota Kongres akan berakhir karena politik, bukan kebijakan,” kata dia.
cnbnws.