Pernahkah Kalian Mengunjungi Situs Budaya di Surabaya Barat?

top banner
Surabaya | Nawacita – Desa Sumur Welut diprediksi sudah ada sejak jaman Majapahit sekitar tahun 1382, dibuktikan dengan adanya Situs cagar budaya Sumur Welut
.
Kenapa dinamakan sumur welut? Konon kisah dimulai dari 3 orang saudagar bersahabat yaitu Daeng Paliatan, Sidabutar dan Kartosuryo. Mereka adalah pedagang hasil bumi (semangka, blewa, bengkuwang dan ketela) yang memasok kebutuhan buah buahan dari wilayah Giri (Gresik) ke pasar tradisional di sebuah kota kecil tepi kali Brantas (sekarang Sepanjang), kira kira berjarak 20 km dengan naik kuda
.
Saat kuda mereka melewati desa sumur welut, yang termasuk kecamatan Lakarsantri – Surabaya sekarang, kuda Daeng Palitan kecapekan dan mulutnya mengeluarkan busa. Karena kudanya mogok, maka Daeng mencari sumber air dan tempat yang teduh agar kudanya bisa istirahat, lalu dapat meneruskan perjalanan.
.
Akhirnya mereka bertiga menggali sumur yang lebarnya 5 kali sumur biasa untuk mencari sumber air, Semenjak terciptanya sumur itu, maka banyak para pejalan kaki dan perantau datang mampir untuk sekedar tiduran dan beristirahat disekitar sumur itu. Awalnya sumur yang merupakan sumber mata air yang belum memiliki nama. Setelah beberapa orang melihat terdapat seekor belut besar yang hidup didalam sumur, maka ramailah orang menyebutnya Sumur Welut. Konon walau musim kemarau, sumur itu tak pernah kering dan dipercaya membawa berkah bagi yang meminumnya.
.
Tiap tahun warga Desa Sumur Welut gelar ruwat deso/sedekah bumi di Punden Pesapen Sumur Welut RW 2.
Redaksi/LvSby

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here