Anggota DPD Ungkap Kabin Batik Air Penuh Penumpang: Ngeri Sekali

Batik Air
top banner

Nawacita – Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, Ahmad Nawardi, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan pesawat Batik Air ID 7517 rute Jakarta-Surabaya yang tidak menerapkan physical distancing di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19. Ia mengaku akan mengingatkan pihak maskapai soal itu.

Pengalaman itu direkam Nawardi dalam sebuah video. Berdasarkan video yang diterima VIVA, terlihat kabin pesawat yang penuh dengan penumpang, terutama di bagian depan. Baris bangku tiga-tiga terisi penuh. Sementara di bagian belakang terlihat masih kosong. Semua penumpang mengenakan masker, sebagian bahkan lengkap dengan face shield.

Nawardi mengatakan, pengalaman yang dialaminya itu terjadi ketika ia hendak ke Surabaya dari Jakarta pada Rabu siang, 15 Juli 2020. Ia menumpangi pesawat Batik Air ID 7517. “Ngeri sekali itu, Batik Air ID 7517 Halim-Surabaya, hari Rabu, 15 Juli, pukul 14 (dua siang). Itu penumpang banyak protes juga, saya protes penumpang lain juga,” katanya dihubungi  melalui telepon genggam.

Sebelum pesawat berangkat, kata anggota DPD untuk Jawa Timur itu, ia melihat pada bangku penumpang di bagian depan pesawat semuanya penuh. Setiap baris bangku diisi penumpang, termasuk kursi yang ditandai silang. Padahal, ada kursi kosong di belakang.

“Pramugarinya bilang, nanti diatur. Ya, sudah, saya diam,” ujarnya.

Ternyata, hingga pesawat berangkat, jarak duduk penumpang tetap tidak diatur. Selain dirinya, Nawardi bilang beberapa penumpang lain juga protes.

Namun, oleh pihak pramugari dijawab masing-masing baris tempat duduk tetap diisi penuh, karena penumpang sudah dikasih face shield. “Selain face shield, juga dikasih tisu basah,” tandas Nawardi menirukan ucapan pramugari.

Ia menuturkan, bangku tiga-tiga terisi penuh pada bagian kabin depan pesawat. Sementara kabin tengah sampai belakang masing-masing baris diisi dua penumpang.

Nawardi sendiri mengaku diberi izin pramugari pindah ke bangku di belakang yang kosong. “Ada tiga baris yang kosong di belakang,” ucapnya.

Ternyata, lanjut dia, bukan hanya dirinya yang punya pengalaman seperti itu. Ia dikabari temannya yang terbang dari Jakarta ke Sumatera dengan maskapai yang sama juga begitu. Tidak ada pengaturan jarak penumpang.

“Ini harus diberi peringatan, pesawat kayak itu tidak memperhatikan protokol kesehatan COVID, membahayakan penumpang. Meskipun sudah di-rapid test, tetapi protokol kesehatannya tidak seperti itu, tetap harus physical distancing,” kata Nawardi.

VN

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here