Survei SMRC: Mayoritas Publik Setuju New Normal Dimulai

Ilustrasi New Normal
Ilustrasi New Normal
top banner

Jakarta, Nawacita – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menggelar survei tentang pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satu yang ditemukan adalah mayoritas publik setuju bila pemerintah menerapkan kebijakan tatanan normal baru (new normal) di tengah masa pandemi.

Survei ini digelar pada 18-20 Juni 2020 dengan metode wawancara melalui panggilan telepon. Ada 1.978 responden yang tersebar di seluruh Indonesia dalam survei ini. Margin of error survei ini sebesar 2,2%.

Hasil survei dipaparkan oleh Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando dalam webinar bertajuk ‘Kondisi Ekonomi Masa Covid-19 dan Respons Kebijakan: Opini Publik Nasional’, Kamis (25/6/2020). Ia menyebut sebanyak 81% responden mengetahui saat ini Indonesia berada di tahap kehidupan new normal.

“Dari 81% yang tahu saat ini Indonesia ada di tahap ‘Kehidupan Normal Baru’, mayoritas, 79% (sekitar 64% dari populasi) menginginkan kebijakan ini diberlakukan saat ini,” kata Ade Armando saat memaparkan hasil survei.

Kemudian ada 14% (sekitar 11% dari populasi) yang menilai kebijakan new normal sebaiknya ditunda. Dari 14% publik itu, 58% (sekitar 6% dari total populasi) mengatakan sebaiknya kebijakan new normal ditunda sampai kasus baru menurun.

Responden pun ditanya terkait menuju kehidupan normal baru meski kasus Corona belum menurun, mengingat saat ini pemerintah telah memulai kebijakan transisi atau peralihan menuju new normal. Mayoritas publik setuju. Total ada 80% dari responden yang setuju

Sangat setuju kebijakan new normal: 9%
Setuju: 71%
Tidak Setuju: 14%
Sangat tidak setuju: 1%

Publik juga diminta pendapatnya soal kebijakan pemerintah melonggarkan aturan aktivitas dengan protokol kesehatan. Mayoritas menyatakan setuju.

Berikut ini rinciannya:

– Pelonggaran aturan bekerja di luar rumah: Setuju 92%, tidak setuju 7%
– Pelonggaran aturan penggunaan tempat ibadah: Setuju 93%, tidak setuju 7%
– Pelonggaran aturan penggunaan transportasi umum: Setuju 90%, tidak setuju 8%
– Membolehkan pasar, mal, dan tempat perbelanjaan dibuka kembali: Setuju 88%, tidak setuju 10%

SMRC juga melakukan analisis publik yang setuju dengan pemberlakuan new normal berdasarkan demografi. Dari daerah, usia, hingga profesi pekerjaan.

“Dukungan terhadap kebijakan normal baru terlihat di seluruh daerah. Persentase tertinggi warga yang mendukung pemberlakuan normal baru saat ini adalah DKI Jakarta dengan 91%, sementara terendah adalah Bali dan Nusa Tenggara yang hanya 67%,” jelas Ade.

Dukungan terhadap new normal diketahui lebih banyak disuarakan mereka yang bekerja di sektor informal, berlatarbelakang pendidikan lebih rendah dan berpendapatan lebih rendah. Untuk kalangan warga berpendidikan SD angkanya mencapai 83%, kemudian yang berpendapatan kurang dari Rp 1 juta juga mencapai 83%.

Sementara yang berpendidikan perguruan tinggi ada sebanyak 68%, lalu publik berpendapatan di atas Rp 4 juta yang menyatakan setuju new normal ada 74%. Sementara itu publik yang setuju pemberlakuan new normal saat ini berdasarkan profesi adalah sebagai berikut:

– sopir/ojek: 90%
– pedagang warung/pedagang kaki lima (PKL): 85%
– buruh/pembantu/satpam/pekerja tidak tetap: 84%
– pegawai/dosen/guru/profesional: 76%

Detik.com

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here