Anggota DPR Khawatir Beras Impor Ganggu Iklim Pertanian

Bambang Haryo, anggota Komisi VI DPR RI
Bambang Haryo, anggota Komisi VI DPR RI
top banner

Surabaya, Nawacita– Beras impor berpotensi menimbulkan masalah baru bagi stok beras nasional yang dikumpulkan oleh Bulog dari petani. Jika beras impor terlalu banyak maka Bulog akan kesulitan menjual berasnya kepada konsumen dalam negeri.

Hal ini diungkapkan oleh Bambang Haryo, anggota Komisi VI DPR RI menyikapi kebijakan pemerintah yang tetap melakukan impor beras. Politisi Partai Gerindra ini meyakini bahwa beras yang diimpor itu tidak sebagus beras yang diproduksi petani Indonesia. Bambang berpesan supaya pemerintah dapat mengatur agar beras impor tidak mengganggu iklim masyarakat pertanian.

Dikatakan, beras impor akan menjadi masalah Bulog itu sendiri. Karena bulog yang membeli beras suatu ketika akan kesulitan menjual dari beras-beras tersebut. Dan ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyalurkan beras-beras itu. Bambang berharap beras impor jangan sampai mengganggu iklim pertanian nasional, serta  jangan sampai mengganggu suplai yang sudah berlebihan.

“Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus bisa mengatur agar beras impor ini jangan sampai mengganggu iklim pertanian kita. Kalau itu mengganggu maka petani-petani kita bisa-bisa enggan untuk bertani lagi,” katanya.

Bambang Haryo berharap pemerintah dapat saling mensinkronkan data dari Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab atas pemenuhan produksi beras dan Kementerian Perdagangan yang menilai kecukupan dan harga beras. Sehingga tidak terjadi suplai yang berlebihan akibat dari masuknya beras yang diimpor Bulog atas rekomendasi Kementerian Perdagangan.

Jika terjadi over suplai maka akan ada penurunan harga gabah yang drastis dan iklim pertanian menjadi tidak kondusif. ketidakkondusifan ini, lanjutnya, akan menyulitkan petani. Sehingga petani akan semakin miskin, karena kebijakan pemerintah yang salah.

“Ini yang harus diperbaiki, agar pemerintah harus berhati-hati, jadi jangan sampai terjadi lagi seperti ini. Beras impor datang di saat-saat harga beras masih normal dan produksi beras kita juga berlimpah,” ujarnya.

Bambang mengaku dirinya sengaja melakukan sidak langsung ke ke Pasar Suka Pura Jalan Tipar Cakung, Cilincing, Jakarta Utara untuk mengetahui stok dan harga beras. Dari pantauannya, harga beras berkisar antara Rp 6.500 sampai dengan Rp 12.000. Harga ini fluktuatif sesuai dengan mekanisme pasar dan saat ini suplay pun lancar.

Lebih lanjut, DPR akan mengadakan rapat kerja gabungan antara Komisi VI dan Komisi IV untuk membahas masalah Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian agar data suplai dan demand tidak menyulitkan masyarakat konsumen maupun masyarakat petani. Sehingga impor beras tidak terulang lagi.

nj

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here