JAKARTA, NAWACITA – PT Pertamina (Persero) mulai melebarkan sayap bisnisnya setelah dipastikan berada di peringkat pertama dalam tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-1.
Dari semua aspek yang telah ditentukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), konsorsium Pertamina-Marubeni Corporation-Sojitz Corporation diputuskan berada paling depan. Peserta tender pembangunan PLTGU dengan kapasitas 2 x 800 megawatt (mw) dengan nilai investasi ditaksir mencapai USD2 miliar atau sekitar Rp26 triliun itu terdiri dari empat konsorsium.
Selain konsorsium Pertamina, peserta lainnya adalah konsorsium Mitsubishi Corp-JERAPT Rukun Raharja Tbk-PT Pembangkitan Jawa Bali; konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd; dan konsorsium PT Medco Power Generation Indonesia- PT Medco Power Indonesia- Kepco dan Nebras Power. Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto mengatakan, tender PLTU Jawa 1 sepenuhnya merupakan keputusan PLN. Menurut dia, jika memang secara kajian teknis dan harga yang unggul adalah konsorsium Pertamina, maka keputusan itu pastilah yang terbaik.
”Saya percaya tidak ada tekanan dari pihak mana pun,” kata Dito di Jakarta kemarin. Terlebih, imbuh Dito, saat ini semua sudah serba transparan, sehingga peluang untuk terjadinya kecurangan sangat kecil. Keunggulan Pertamina di tender ini menurut Dito juga merupakan hal positif, karena yang mengerjakan dan pemilik proyek keduanya sama-sama BUMN yang sudah pernah bekerja sama sebelumnya. ”Sebelumnya kedua BUMN ini kan sudah bekerja sama dengan baik. Ditambah lagi dengan adanya proyek ini, berarti manfaat bagi negara juga semakin besar,” ujarnya.
Senior Manager Public Relation PT PLN (Persero) Agung Murdifi mengatakan, tim evaluator PLN telah menganalisa lebih mendalam semua penawaran. Itu dilakukan mengingat risiko kegagalan proyek akan tinggi, bila peserta tidak mengikuti syarat pengadaan, khususnya pada peserta yang mengusulkan harga paling rendah.
sumber : okezone.com