Jakarta,nawacita — Presiden Joko Widodo menginstruksikan upaya percepatan pencegahan kebakaran hutan di Indonesia terkait dengan tingginya curah hujan saat ini.
“Mumpung ini masih suasana mendung. Mungkin juga teknologi modifikasi cuaca bisa dilakukan,” ujar Jokowi saat membuka Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jumat (12/8).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyatakan fenomena La Nina pada tahun ini akan berimbas pada meningkatnya curah hujan selama musim kemarau. Dampak lainnya, demikian BNPB, adalah kekeringan dan kebakaran hutan yang relatif tak bertambah parah. Namun di sisi lain, meningkatnya curah hujan dapat berakibat  potensi banjir atau longsor.                                                                                    Jokowi menuturkan Agustus hingga Oktober menjadi bulan kritis bagi pemerintah. Hal itu, terutama untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Polri, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna mencegah sedini mungkin penyebaran titik api.
“Kalau diselesaikan lebih awal saya kira akan sangat bagus. Sebelum nantinya ribuan itu penanganannya sangat sulit,” kata Presiden.
Selain itu, dia mengapresiasi penanganan yang berlangsung hingga kini. Data yang diterima, terdapat penurunan kebakaran lahan dan hutan 74 persen dibanding tahun lalu Oleh karena itu, dia menegaskan, edukasi harus terus dilakukan terutama untuk pemilik lahan mengenai pencegahan pembakaran hutan dan lahan. Ini juga terkait dengan perbaikan dan penataan ekosistem, terutama gambut.
KLHK sudah diinstruksikan dan mengambil alih lahan gambut yang terbakar. Setelah mengambil alih, KLHK bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut untuk menata gambut.
Jokowi juga menegaskan penegakan hukum yang tegas terkait kebakaran lahan dan hutan. Sanksi administrasi, perdata, bahkan pidana akan diberikan kepada masyarakat termasuk penegak hukum yang terlibat pembakaran lahan.
sumber : cnn