BPBD Jatim Perluas Jaringan Early Warning System
SURABAYA, Nawacita – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem akhir tahun. Selain menyiapkan personel dan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), BPBD Jatim memasang Early Warning System (EWS) di enam daerah rawan banjir dan tanah longsor.
Pemasangan EWS dilakukan selama sepekan terakhir dengan melibatkan BPBD kabupaten/kota setempat. Enam wilayah tersebut meliputi Kabupaten Bojonegoro (EWS banjir), Jombang (EWS longsor), Ponorogo (EWS banjir), Trenggalek (EWS longsor), Kabupaten Probolinggo (EWS longsor), serta Kota Mojokerto (EWS banjir).
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto menyebut, pemasangan ini melengkapi puluhan EWS yang telah terpasang sebelumnya. Seluruh sistem kini terhubung dengan monitoring board yang memungkinkan pemantauan ancaman bencana secara real time.
“Melalui board ini, kami bisa memantau potensi ancaman bencana di berbagai daerah secara langsung dari sinyal EWS,” ujar Gatot, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Sederet Cara BPBD Jatim dan Malang Dalam Penanganan Darurat Bencana
Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan BPBD Jatim Dadang Iqwandy menambahkan, dengan tambahan enam unit baru, total EWS yang dimiliki BPBD Jatim kini mencapai 44 unit, terdiri atas 20 EWS banjir dan 24 EWS longsor. Selain itu, BPBD Jatim juga telah memasang 17 sirene tsunami yang tersebar di berbagai wilayah.

Sebaran EWS dan sirene tsunami mencakup kawasan pesisir selatan Jawa Timur seperti Banyuwangi, Jember, hingga Pacitan, serta wilayah Mataraman dan Tapal Kuda seperti Pasuruan dan Probolinggo. Beberapa daerah lain, lanjut Dadang, telah memasang EWS secara mandiri melalui BPBD kabupaten/kota.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat sistem peringatan dini dan meminimalkan risiko korban akibat bencana hidrometeorologi di Jawa Timur. (Al)


