Galeri Raos Kota Batu Sajikan Keindahan Hitam-Putih Lewat 2 Dimensi
Batu, Nawacita – Dunia seni rupa kembali diramaikan oleh kehadiran pameran unik bertajuk ‘2 Dimensi: Black & White’, yang digelar di Galeri Nasional Raos, Kota Batu. Pameran ini merupakan kelanjutan dari pergerakan seni yang diinisiasi oleh Komunitas Ilustrasi Idiom.
Dibuka secara resmi oleh seniman kondang Kota Batu Bapak Slamet Henkus, pameran ini menampilkan 25 karya dari 25 pelukis Jawa Timur, termasuk nama-nama dari berbagai daerah seperti Malang, Surabaya, Jember, hingga Sumenep.
Ketua Komunitas Ilustrasi Idiom, Roman Chuza, menjelaskan ‘2 Dimensi: Black & White’ menjadi ruang pertemuan para pelukis untuk menafsirkan makna estetika melalui batasan warna. Tanpa kehadiran warna-warni mencolok, para seniman diajak menggali ekspresi lewat kontras, tekstur, bentuk, dan narasi visual yang lebih dalam.
“Tema ini mendorong kita fokus pada komposisi, emosi, dan cerita. Dengan warna terbatas, kita justru bisa mengekspresikan makna yang lebih kuat,” ujar Roman Chuza.
Roman menambahkan, pameran ini sekaligus ingin menyampaikan bahwa karya hitam putih mampu berbicara dengan kekuatan yang setara, bahkan kadang lebih tajam dari karya berwarna.
Baca Juga: Komperta Gelar Pameran Maneges: Menegaskan Idealisme Seni
Salah satu karya yang mencuri perhatian datang dari pelukis asal Malang, Velita AT, dengan karya bertajuk Soul Harmony — sebuah dedikasi emosional kepada suaminya sebagai bentuk syukur dan doa.
“Lukisan saya ini adalah bentuk rasa syukur, harapan serta doa yang saya ekspresikan dalam setiap sapuan dan goresan. Saya ikut pameran ini karena ingin terus belajar, berkembang, dan menemukan makna hidup melalui seni,” ungkap Velita AT.
Selain sebagai ajang unjuk karya, Roman juga mengungkapkan pameran ini juga memiliki misi mempererat silahturahmi antar pelaku seni di Jawa Timur. Nilai kebersamaan dan penyamaan persepsi terhadap seni rupa khususnya yang bergaya hitam putin menjadi semangat utama dalam pergerakan ini.
“Justru, melalui keterbatasan, para seniman mampu menghadirkan kedalaman dan refleksi yang lebih tajam terhadap kehidupan, emosi, dan spiritualitas,” imbuhnya.
Roman Chuza menegaskan harapannya agar pergerakan seni hitam putih ini dapat menjadi jembatan intelektual yang memperkaya cara pandang dan penghargaan terhadap lukisan dua dimensi. (Alus)