Probolinggo, Nawacita – Panggung megah budaya kembali menggema di kaki Gunung Bromo selama dua hari, dari 21-22 Juni 2025.
Pesta budaya bernama Eksotika Bromo 2025 ini telah digelar untuk kedelapan kalinya bukan hanya menjadi perayaan keindahan alam, tetapi juga sebuah ruang kolaborasi budaya lintas daerah.
Bupati Probolinggo, Mohammad Haris turut menghadiri pertunjukan yang dikenal sebagai pertukaran budaya, yang selalu digelar setiap tahunnya.
Dari Probolinggo, Lumajang, hingga Banyuwangi, para seniman menampilkan pertunjukan kolosal yang membaurkan tarian, kisah legenda, hingga pesan moral dalam kemasan artistik yang memukau.
“S3 Promo keren sekali, kolosal, kolaboratif,” puji Bupati yang akrab disapa Gus Haris ini, Minggu (22/6/2025).
Baca Juga: Budaya Grebeg Suro Masuk 11 Agenda Karisma Event Nasional Tahun 2025
Ia mengatakan bahwa penampilan ini bukan hanya untuk menghibur, tapi juga memperkenalkan budaya lokal, terutama budaya Tengger, kepada para wisatawan yang datang dari berbagai penjuru negeri bahkan dunia.
Selain itu rencana besar lainnya Gus Haris ungkapkan untuk memperbaharui Bromo lebih bisa hidup selama 24 jam.
“Di Bromo ini aktifitasnya dari malam hingga matahari terbit. Kita ingin setelah matahari terbit ini wisatawan masih bisa menikmati keindahan di Bromo,” jelasnya.
Dengan adanya Eksotika Bromo ini, hrapan besar pun disematkan pada acara ini bahwa para wisatawan tidak hanya sekadar singgah untuk menikmati sunrise, tapi juga mau tinggal lebih lama, menyelami kisah-kisah lokal, dan berinteraksi dengan kearifan budaya masyarakat setempat.
“Dari Eksotika Bromo ini Probolinggo terus menata diri menjadi destinasi pariwisata unggulan berbasis budaya dan alam,” tandas Gus Haris.
Reporter : Alus Tri
