Monday, March 17, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleTakjil Khas Ramadan: Inilah Kisah di Balik Manisnya Kolak

Takjil Khas Ramadan: Inilah Kisah di Balik Manisnya Kolak

Takjil Khas Ramadan: Inilah Kisah di Balik Manisnya Kolak

Jakarta, Nawacita –  Setiap berbuka puasa, kolak menjadi makanan yang tidak bisa dilupakan. Biasanya makanan ini terbuat dari irisan pisang, singkong, ubi yang dicampur gula aren, santan, dan beragam makanan lain. Popularitas kolak sebagai makanan ternyata sudah sejak lama.

Jejak awal makanan ini atau yang sejenis, terbut dari cairan gula aren yang dicampur bahan lain sudah ada sejak zaman Kerajaan Hindu Budha. Pada 902 Masehi, Prasasti Watukura mencatat bahwa makanan sejenis sudah dikonsumsi masyarakat Jawa kuno.

Ilustrasi.

Mengutip situs Historia, kata “kolak” sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu kul laka yang berarti makanlah. Selain itu, ada pula yang menyebut kolak berasal dari bahasa Arab lain, seperti Khalaqa yang artinya menciptakan.

Terlepas dari mana asal-usul kata “kolak”, yang pasti makanan ini adalah bentuk akulturasi kebudayaan lokal dan Timur Tengah. Kebudayaan Timur Tengah yang menyukai makanan manis bersatu dengan bahan-bahan lokal, seperti santan, ubi, kolang-kaling, dan sebagainya banyak ditemukan di seluruh penjuru Indonesia.

Perpaduan itulah yang menghadirkan kolak. Selain itu, kolak juga punya filosofi tersendiri ihwal ke-Islaman. Sebut saja misalkan penggunaan pisang kepok. Pisang kepok merujuk pada kata “kapok” yang berarti menimbulkan efek jera atau tidak akan berbuat lagi.

Baca Juga: Mencicipi Es Kolak Durian Khas Medan

Soal santan, misalnya, sejarawan Fadly Rahman menyebut, penggunaannya dalam kolak dilakukan sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan. Pasalnya, pohon kelapa dianggap sebagai pohon sumber kehidupan.

“Pohon kelapa ini bagi orang Jawa termasuk dalam kebudayaan di nusantara. Dari kepulauan di Asia Tenggara adalah disebutnya the three of life, karena semua bisa dimanfaatkan dari kelapa,”kata Fadly Kamis (6/3/2025).

Jadi, intinya kolak bukan hanya sebatas makanan semata. Dia memiliki filosofi yang tidak sederhana yang bisa jadi pengingat manusia dalam bertingkah laku. cnbc

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

RAMADAN BANKJATIM
- Advertisment -

Terbaru