Aksi Teatrikal Mahasiswa Unesa Awali Aksi Lanjutan #IndonesiaGelap di DPRD Jawa Timur
Surabaya, Nawacita | Unjuk rasa lanjutan bertajuk #IndonesiaGelap yang digelar di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Timur diawali dengan aksi teatrikal, Jumat (21/02/2025).
Aksi teatrikal tersebut dipersembahkan oleh Teater Institut Unesa, penampilan tersebut juga dilaksanakan sebagai bentuk solidaritas atas pembungkaman dunia seni yang terjadi di masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Aksi-aksi pembungkaman dunia seni dimana kita lihat ada pembredelan lukisan, kemudian pentas teater di Bandung juga dibatalkan dan yang terakhir lagu milik Sukatani juga ditarik,” ucap Muhammad Abdul Ghani Bima, peserta aksi teatrikal.
Pada aksi teatrikal tersebut menampilkan gambaran situasi pemerintahan Indonesia saat ini. Bagi para peserta aksi, penggemukan kabinet merupakan upaya pemerintah untuk membagi-bagikan jatah kekuasaan semata.

“Tadi digambarkan orang menggunakan jas dan songkok yang sedang makan itu menggambarkan penggemukan kabinet yang sedang dialami oleh negara ini dan tidak ada gunanya, mereka hanya sedang membagi-bagikan kekuasaan, politik balas Budi,” ungkapnya.
“Bagaimana presiden ini membagi-bagi kekuasaannya kepada tim-tim yang mendukung dia, berarti mereka mendapatkan jatah makan, sedangkan rakyat disini sedang sangat kelaparan,” imbuhnya.
Selain itu para mahasiswa juga menampilkan adegan penggambaran kesenjangan antara hidup rakyat dalam kemiskinan. Begitu sangat kontras dengan para pejabat dengan kemewahan serta fasilitas yang didapatnya.
Baca Juga: DPRD Jatim Akan Kembali di Demo Hari Ini
“Ada adegan berguling-guling itu menyimbolkan bahwa kemiskinan itu tidak pernah selesai. Setiap ada penguasa baru, ada kemiskinan baru. Itu sebuah ironi, kita sudah merdeka tapi kenapa rakyat ini masih lapar dan kesusahan. Sedangkan penguasa ini kok malah joget-joget, menggunakan fasilitas mewah,” ujarnya.
Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya itu pun menjelaskan penampilan lainnya yang menggambarkan ketidakpedulian dari para penguasa berdampak besar pada rusaknya alam Indonesia.
“Kemudian tadi ada penari yang ditutup matanya itu menggambarkan ibu pertiwi yang selalu memperindah negara dan bangsa kita Indonesia, tapi para penguasa merusaknya dengan penggundulan hutan, kelapa sawit, dll,” pungkasnya.
Wartawan : Gio