Pentas Balet Moana Karya Premiere School of Ballet Surabaya
Surabaya, Nawacita – Premiere School of Ballet Surabaya menunjukkan karyanya di Gedung Cak Durasim, kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (1/2/2025).
Karya itu yakni sebuah pementasan ‘Balet Moana’, diadaptasi dari film animasi musikal Amerika Serikat tahun 2024 yang diproduksi Walt Disney Animation Studios untuk Walt Disney Pictures.
Sosok Moana dalam film adalah gadis kecil yang ceria. Dalam pementasan balet ini, Moana diperankan oleh Farahdhilla, gadis sekolah dasar (SD) yang kini berusia 11 tahun. Sedangkan tokoh Maui diperankan Michael Wiradinata, berusia 23 tahun.
Lewat pementasan yang berdurasi satu jam itu, Premiere School of Ballet mengeksplorasi gerak tubuh dan ekspresi. Mereka mencoba membuktikan bahwa kedua hal itu bisa menjadi bahasa yang lebih kuat dari dialog.
Sylvi Panggawean, Teaching Certificate sekaligus Principal & Artistic Director Premiere School of Ballet mengatakan bahwa pihaknya kali ini mencoba membawa penonton dalam alur yang magis melalui koreografi balet dan dance yang dinamis.
“Para pemain menari dalam irama dan latar yang berubah-ubah. Seperti pantai, lava gunung berapi, dan lain-lain. Adegan diawali dari sosok Moana kecil. Dia tumbuh dewasa dengan ditemani Maui. Pementasan ini setia pada kisah aslinya,” terangnya.
Dalam pementasan, Moana terlihat setia dengan latar musik ikonik dalam film aslinya. Seperti How Far I’ll Go dan Your’e Welcome yang disuarakan oleh Dwayne Johnson.
Penonton pun diajak mengikuti petualangan Moana mengarungi lautan, demi mengembalikan Heart of Te Fiti.
Sementara Michael, pemeran Maui, merupakan murid sekaligus pengajar hip-hop di Premiere. Bersama Farahdhilla yang memerankan Moana, keduanya menghadapi tantangan demi tantangan.
Mulai dari serangan Kakamora, hujan meteor, hingga berhadapan dengan Tamatoa, si kepiting raksasa yang gemar mengoleksi benda berkilauan.
“Semua berpuncak pada pertemuan emosional antara Moana dan Te Ka, yang ternyata adalah Te Fiti dalam wujud berbeda,” jelas Sylvi.
Meskipun tanpa dialog, setiap adegan terasa jelas berkat pemilihan lagu yang tepat. Juga ekspresi yang kuat dari para penari.
“Para penari di dalam pementasan Moana berasal dari berbagai usia. Mulai dari 3 tahun hingga 44 tahun. Para pebalet senior Premiere School of Ballet menjadi penari latar dalam adegan awal,” sebut Sylvi.
Ia mengatakan bahwa butuh sekitar lima bulan untuk mempersiapkan segalanya. Mulai dari memilih lagu, menciptakan koreografi, menyiapkan kostum, hingga melatih anak-anak.
“Dari sisi koreografi justru baru selesai dalam waktu kurang dari satu bulan,” papar perempuan 54 tahun tersebut.
Pementasan Moana menjadi puncak dari perjalanan sibuk Premiere School of Ballet dalam beberapa bulan terakhir. Sebab, mereka baru saja menjalani ujian balet dari Royal Academy of Dance London.
“Setelah ujian itu, para murid langsung kembali berlatih untuk produksi ini. Semoga pementasan Moana ini bisa menginspirasi para seniman tari di Surabaya. Supaya terus berani berkarya, menghadirkan cerita melalui tarian panjang di panggung besar,” tandas Sylvi.
Premiere School of Ballet menunjukkan bahwa balet dapat menjadi medium penyampaian cerita yang unik. Tanpa kata. Hanya gerakan dan penjiwaan.