Thursday, September 12, 2024
HomeDAERAHCegah Gagal Ginjal Anak, Dinkes Kota Surabaya Edukasi Orang Tua Libatkan KSH

Cegah Gagal Ginjal Anak, Dinkes Kota Surabaya Edukasi Orang Tua Libatkan KSH

Cegah Gagal Ginjal Anak, Dinkes Kota Surabaya Edukasi Orang Tua Libatkan KSH

Surabaya, Nawacita | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melakukan berupaya untuk mencegah terjadinya kasus Gagal Ginjal Kronis (GGK) pada anak. Diantaranya dengan melakukan edukasi terhadap orang tua serta melibatkan Kader Surabaya Hebat (KSH) pada pemantauan keluarga yang berisiko.

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina menyampaikan bahwa pihaknya terus melalukan penyelidikan epidemiologi apabila ditemukan kasus gagal ginjal yang berasal dari laporan masyarakat dan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes).

“Kita juga tengah melakukan peningkatan kewaspadaan penyakit gagal ginjal pada anak melalui observasi dan deteksi dini dalam kegiatan Bindu PTM pada masyarakat, sekolah, Poskestren, dan pada kegiatan Bindu Jirona (Jiwa, Rokok dan NAPZA),” ujar Nanik.

Pemantauan dilakukan oleh KSH kepada pihak-pihak yang beresiko. Kondisi pasien beserta keluarga juga dipantau oleh KSH setempat.

Selain itu, Nanik mengingatkan kepada masyarakat untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan menghindari penggunaan obat nyeri secara berlebihan tanpa pengawasan dokter. Dia juga meminta masyarakat agar segera melakukan rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FLTL) maupun Rumah Sakit (RS) apabila ditemukan beberapa gejala.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Masifkan Supervisi Dinkes ke Jajanan Sekolah, Cegah Gagal Ginjal Anak

Gejala yang dimaksud diantaranya seperti demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk dan pilek), atau gejala infeksi saluran cerna (diare dan muntah), produksi urin berkurang atau tidak ada urin selama 6-8 jam (saat siang hari), warna urin berubah menjadi pekat atau pekat kecoklatan.

Sejauh ini Nanik menggungkapkan, kasus GGK pada anak hanya dialami oleh satu orang dan sudah menjalani perawatan hemodialisa. Sisanya, kasus GGK di Kota Surabaya masih didominasi usia dewasa.

Berdasarkan data diagnosa ICD X di Faskes Kota Surabaya sampai dengan bulan Juni 2024 menunjukkan bahwa kasus GGK sebanyak 308 kasus. Akan tetapi, kasus GGK pada kelompok usia remaja dibawah 17 tahun sebanyak satu kasus dan telah menjalani perawatan hemodialisa.

Penanganan GGK pada anak di Kota Surabaya mengacu pada tatalaksana sesuai indikasi dan dilakukan rujukan ke FKRTL sesuai ketentuan. Seperti di RSUD Dr. Soetomo, RSUD Dr. Moh. Soewandhie dan RS Al-Irsyad.

Baca Juga: Eri Cahyadi Dukung Adanya Edukasi Kesehatan Sistem Reproduksi Usia Sekolah dan Remaja

Penyakit GGK terjadi karena beberapa faktor diantaranya, memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga atau kelainan ginjal bawaan sejak lahir.

Selain itu, GGK juga mempengaruhi adanya infeksi pada ginjal, sindrom nefrotik (adanya protein dalam urin), serta pernah mengalami kekurangan cairan dehidrasi berat.

Nanik juga menjelaskan pola makan dan gaya hidup anak-anak sangat berpengaruh meningkatkan resiko GGK.

“Anak-anak yang mengalami obesitas, hipertensi dan diabetes melitus ditambah dengan gaya hidup dan pola makan tidak sehat. Sering mengkonsumsi minuman manis kemasan, makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang dan tidak terkontrol juga dapat meningkatkan resiko mengalami GGK”pungkasnya. (Gio)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru