Friday, September 20, 2024
HomeDAERAH23 Kampung Surabaya Raih Penghargaan Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan...

23 Kampung Surabaya Raih Penghargaan Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)

Surabaya, Nawacita – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Tahun 2024 kepada 23 Kampung yang berada di Kota Surabaya.

Penghargaan ini merupakan apresiasi yang diberikan atas komitmen masyarakat terhadap perubahan iklim yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Siti Nurbaya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memberikan secara langsung penghargaan tersebut pada puncak Festival LIKE 2 Jakarta, Jumat (9/8/2024). KLHK sendiri membagi dua kategori nominasi yaitu ProKlim Lestari (tertinggi) dan ProKlim Utama.

Pemberian penghargaan itu dilakukan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dalam puncak Festival LIKE 2 di Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024). Pada tahun ini KLHK membagi dalam dua kategori nominasi yaitu ProKlim Lestari (tertinggi) dan ProKlim Utama.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengapresiasi masyarakat yang berhasil membuat kampungnya berhasil meraih penghargaan bergengsi dari Kementrian LHK.

“Kami sangat bangga dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah bekerja keras untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang peduli lingkungan. Penghargaan ini merupakan motivasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Minggu (11 /8/2024).

Dua kampung di Surabaya berhasil meraih Trophy Proklim Lestari yang merupakan kategori tertinggi. Kedua kampung tersebut ialah Kelurahan Pagesangan dan RW 1 Banjar Sugihan.

“Jadi untuk bisa menjadi ProKlim Lestari itu harus membina 10 ProKlim Utama,” ujarnya.

Selain meraih prestasi ProKlim Lestari dan ProKlim Utama, Pemerintah Kota Surabaya juga meraih penghargaan yaitu Piagam Apresiasi Pembina ProKlim Tahun 2024.

“Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi Kementerian LHK kepada pemerintah kota karena telah berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembinaan ProKlim,” ungkap Wali Kota Eri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengungkap salah satu faktor dua kampung di Surabaya berhasil meraih ProKlim Lestari yaitu dikarenakan kedua lokasi ini telah melakukan berbagai inovasi yang berdampak positif pada lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup warganya.

“Misalnya Kelurahan Pagesangan yang berhasil memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif, seperti Getol (Gesang Bawah Tol) yang semula tempat pembuangan sampah pembohong, sekarang menjadi ruang terbuka hijau yang ditanami sayuran untuk ketahanan pangan warga,” kata Dedik.

Konsep Gerakan Balik Kanan (Geblak) di Pagesangan juga menjadi salah satu aksi adaptasi masyarakat dimana rumah penduduk di sana yang sebelumnya membelakangi sungai kini menghadap sungai sehingga warga bantaran sungai menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan terutama kepada sungai di sekitarnya.

Selain itu, Kelurahan Pagesangan bahkan telah menjadi laboratorium pengelolaan lingkungan. Dimana Kelurahan Pagesangan sering menjadi rujukan studi banding bagi siswa, pelajar, dan masyarakat yang ingin belajar tentang IPAL dan pengelolaan sampah.

Inovasi lain di Pagesangan adalah kolam retensi yang multifungsi. Selain sebagai resapan air dan pencegah banjir, kolam ini juga dijadikan tempat memancing oleh warga setempat. Sehingga kolam tidak hanya berfungsi ekologis namun juga bisa bermanfaat bagi perekonomian warga.

Sedangkan RW 1 Banjar Sugihan Surabaya, berhasil mengubah wilayahnya menjadi kampung tematik yang inovatif. Warga di sana memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran.

“Hasil dari pertanian itu kemudian digunakan kebutuhan pangan dan gizi, sekaligus berkontribusi dalam upaya mencapai nol stunting,” ungkap Dedik.

Aksi adaptasi dan mitigasi yang dilakukan RW 1 Banjar Sugihan berhasil menciptakan sirkuler ekonomi yang sangat positif bagi lingkungan dan juga berdampak meningkatkan perekonomian warga sekitar.

Selain dua lokasi tersebut, 21 kampung Surabaya peraih ProKlim Utama juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan yang ada menjadi ketahanan pangan, seperti menanam sayuran, budidaya ikan. Selain itu mereka juga peduli terhadap pengelolaan sampah serta konservasi energi dan udara melalui penggunaan Solar Cell, IPAL dan lampu LED.

“Warga juga berhasil mengatasi kerentanan yang ada di masing-masing lokasi dengan membuat lubang biopori dan saluran pengelola air yang baik sehingga terhindar dari banjir,” ujar Dedik.

Lebih lanjut Dedi mengungkapkan Pemkot berharap ke depan jumlah kampung ProKlim Lestari Surabaya bisa terus bertambah dibandingkan tahun ini.

“Terhadap 23 kampung yang sudah mendapatkan penghargaan kami diharapkan bisa menularkan ke kampung-kampung lain dan diharapkan juga bisa berkelanjutan serta meningkatkan lagi inovasinya,” pungkasnya. (Gio)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

jconnect
- Advertisment -

Terbaru