Friday, September 20, 2024
HomeDAERAHEri Cahyadi : Kasus Petra Manyar Clear

Eri Cahyadi : Kasus Petra Manyar Clear

Surabaya, Nawacita – Wali Kota Eri Cahyadi melakukan peninjauan ke SMP Petra 3 dan SMA Petra 2 di daerah Manyar Tirtoasri, Senin (5/8/2024).

Peninjauan Eri bertujuan untuk menyelesaikan permasalah yang viral usai perdebatan antara pihak sekolah dan perangkat RW setempat.

Sebelumnya Wakil Wali Kota Armuji telah membantu mediasi antara warga dan pihak sekolah namun belum menemui titik temu.

Pada kunjungannya di sekolah Petra, Wali Kota Eri bertemu dengan Dra. Cahyo Fajariyati, M.Pd Kepala Sekolah SMA Petra 2 dan Drs. Gregorius Joko Sulistyo Kepala Sekolah Petra 3 beserta jajarannya.

Usai kunjungan ke sekolah Petra Manyar, Wali Kota Eri bersama jajaran sekolah Petra Manyar pun mengunjungi pihak RW.

Dalam pertemuan tertutup tersebut Wali Kota Eri bersama pengurus sekolah dan pihak RW terkait pun membahas jalan tengah terkait permasalahan SMP Petra 3 dan SMA Petra 2.

Eri Cahyadi pun mengungkapkan dirinya dan Wakil Wali Kota Armuji berupaya agar isu terkait permasalahan antara pihak sekolah dan warga segera terselesaikan.

“Saya dan pak Wawali dari kemarin ingin menyelesaikan permasalahan ini tapi ada yang masuk dan menggoreng akhirnya menimbulkan masalah, saya minta maaf, karena saya dan pak wawali ingin sama-sama menyelesaikan permasalahan ini namun ada yang menunggangi, tapi syukurnya semua itu sudah selesai” ungkap Eri.

Permasalahan utama antara pihak sekolah dan warga ialah adanya permintaan kenaikan biaya iuran kepada Petra dari RW IV, RW V, dan RW VII. Kenaikan iuran yang sangat fantastis dari pihak RW yang meminta kenaikan iuran yang dari awalnya Rp 32 juta menjadi Rp 35 juta per bulan, kenaikan iuran terjadi terus menerus sejak 2017, padahal pada tahun 2017 biaya iuran tersebut hanya sebesar Rp 17,5 juta.

Agar masalah cepat selesai Wali Kota Eri mengklarifikasi dari kedua sisi baik pihak sekolah maupun RW. Terutama terkait besaran iuran yang viral selama beberapa hari terakhir. Terkait isu bahwa Petra diminta membayar iuran sebesar Rp 140 juta, namun sejatinya iuran yang diminta RW ke Petra ialah sebesar Rp 35 juta, sama besarnya dengan iuran ketiga RW yang sama-sama Rp 35 juta. Iuran sebesar Rp 35 Juta itu dipergunakan untuk keperluan gaji satpam serta perbaikan beberapa fasum setempat.

Eri Cahyadi pun menyampaikan pertemuan tersebut telah memberikan jalan terang, yaitu nantinya Petra tidak perlu lagi membayarkan iuran ke RW, akan tetapi Petra nantinya yang akan langsung menggaji para satpam dan juga langsung memperbaiki fasum yang diperlukan oleh warga.

“Jadi yang dulu uangnya diberikan ke RW, sekarang Petra yang akan langsung membangun fasum, seperti eceng gondok yang dulu dikerjakan RW tapi sekarang akan langsung dikerjakan oleh Petra.” ujar Eri.

Ia juga mengungkapkan Petra juga nantinya bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas serta keamanan di wilayah setempat.

“Petra sendiri menjamin tidak akan lagi kemacetan, bagaimana warga ini bisa merasakan anak-anaknya, putra putrinya ketika keluar dari rumah juga nyaman karena tidak ada kemacetan. Petra akan menjaga di 8 pintu perumahan untuk mengatur kemacetan. Sejatinya warga meminta agar tidak macet, wilayahnya juga bersih, enceng gondok dibersihkan karena perumahan ini juga lingkungannya Petra.” lanjutnya.

Hj. Lulu Lili Aldjufr Hasan, ketua RW 4 Manyar Tirtoasri pun menyampaikan klarifikasi atas viralnya video terkait Sekolah Petra.

“Ini yang perlu diklarifikasi, kami tiga RW plus Petra, jadi Petra setor ke kami itu 32 juta, kemudian kami tiap RW juga menyetor iuran sebesar 32 juta, jadi total 128 juta. Yang jadi permasalahan adalah saat kami mau menaikkan iuran menjadi 35 juta, tapi itu tidak terjadi karena Petra keberatan. Kenapa kami menaikkan ke 35 juta, karena satpam yang awalnya digaji 2,7 juta, kami mau naikkan menjadi 3 juta dikali 40 satpam jadi total keseluruhan pengeluaran gaji 120juta, sisa 8 juta itu yang akan digunakan untuk BPJS satpam dan perbaikan fasum. Tapi yang disayangkan yang viral di luar kami menerima 140 juta padahal tidak.” ungkap Lulu Lili Aldjufr Hasan.

Sementara itu Robertus prananta, ST Wakil Direktur Sarana Prasarana (Sarpras) PPPK Petra mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Surabaya yang telah membantu mediasi, nantinya pihak Petra akan bekerjasama dengan pihak terkait dalam urusan pengamanan wilayah sekitar Petra, juga lalu lintas dan perbaikan fasum.

“Kami dari Petra mengucapkan terima kasih kepada pak Eri, Puji Tuhan akhirnya kita bisa bertemu dan diskusi bisa berjalan harmonis, Petra nantinya akan melakukan CSR untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, ataupun apabila terjadi kemacetan urainya lebih cepat, nantinya kami akan bekerja sama dengan Dishub membantu kami untuk memberikan perhitungan agar kemacetan Petra ini bisa terurai di Tompotika. Untuk CSR kami di bozem kami akan mengerjakan itu dan kami juga akan bekerjasama dengan DLH agar bozem ini bisa dinikmati oleh warga agar bisa menjadi tempat wisata.” ungkapnya. (Gio)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

jconnect
- Advertisment -

Terbaru