Menelusuri Jejak Sejarah: Masjid Sekayu Semarang dan Kaitannya dengan Masjid Agung Demak

Masjid Sekayu
Masjid Sekayu yang terletak di tengah pemukiman Kampung Sekayu RT 05 RW 01 Semarang Tengah, Kota Semarang
top banner

Menelusuri Jejak Sejarah: Masjid Sekayu Semarang dan Kaitannya dengan Masjid Agung Demak

Semarang, Nawacita | Masjid Sekayu yang terletak di tengah pemukiman Kampung Sekayu RT 05 RW 01 Semarang Tengah, Kota Semarang, menjadi jejak sejarah penting bagi peradaban Islam di nusantara.

Bagaimana tidak, masjid yang dibangun sekitar tahun 1413 itu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu, yang dijadikan bahan bangunan Masjid Agung Demak. Saat itu, Demak baru dipimpin oleh Raden Fatah sebagai kerajaan Islam terbesar.

Dewan Ketakmiran Masjid Sekayu, Achmad Arief menceritakan, tokoh penting dibalik Masjid Sekayu adalah ulama bernama Kiai Kamal, seorang murid dari Sunan Gunung Jati.

“Tokohnya Mbah Kiai Kamal, murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon,” ujarnya, saat ditemui Rabu (13/3/2024).

Masjid Sekayu
Masjid Sekayu yang terletak di tengah pemukiman Kampung Sekayu RT 05 RW 01 Semarang Tengah, Kota Semarang

Ditambahkan, saat itu Kiai Kamal membuat pemukiman sekaligus dibuat tempat ibadah. Oleh Sunan Gunung Jati, Kiai Kamal diperintahkan untuk mengumpulkan kayu yang rencananya akan digunakan untuk membuat Masjid Agung Demak.

“Masjid Sekayu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu yang dinamakan pekayuan, yang direncanakan untuk pembangunan masjid di Demak. Kemudian menjadi Sekayu,” ungkapnya.

Arief menambahkan, kayu-kayu yang dikumpulkan tersebut datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Kedungjati, Ungaran, Ambarawa, Purwodadi, dan Kendal.

“Kayu itu kemudian dikirim ke Demak oleh para santri lewat laut, menuju Morodemak di Demak. Itu caranya didorong pakai gethek,” imbuhnya.

Baca Juga: Pemprov Jateng Gelar Tarling, Pj Gubernur Nana: Ramadan jadi Ajang Tingkatkan Ketakwaan

Hingga saat ini, terang Arief, Masjid Sekayu sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun masih ada ornamen yang asli, seperti empat tiang masjid dan mustaka (kubah).

“Tiangnya masih asli tapi dibungkus kayu lagi. Ada juga mustaka (kubah) yang di atas masjid,” paparnya.

Umur Masjid Sekayu yang terbilang tua dan menyimpan sejarah, kerapkali membuat tempat itu didatangi para peneliti, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

“Ada yang datang ke sini bikin film dan penelitian. Ya ada yang dari Jepang, India, dan sebagainya,” tandas Arief. jtgprv

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here