Mengenal Sejarah Danau Toba Serta Asal-Usulnya, Tema Google Doodle 31 Agustus 2023
JAKARTA, Nawacita – Mengenal Sejarah Danau Toba Serta Asal-Usulnya, Google doodle hari ini, Kamis (31/8/2023), menampilkan ilustrasi menawan Danau Toba terletak di Sumatera Utara ketika laman utama pencarian Google dibuka.
“Google doodle hari ini merayakan tahun ke-4 Danau Toba diakui sebagai UNESCO Global Geopark pada 31 Agustus 2020 lalu,” tulis Google dalam situsnya. Danau Toba merupakan letak letusan gunung berapi super masif yang memiliki kekuatan VEI 8 atau sekitar 69.000 – 77.000 tahun lalu yang mengakibatkan iklim global.
Metode penanggalan yang digunakan saat ini telah menetapkan bahwa 74.000 tahun yang lalu lebih tepat. Dalam kurun waktu 25 juta tahun terakhir, letusan gunung ini merupakan letusan yang terbesar.
Dalam teori bencana Toba, letusan tersebut mempunyai dampak yang sangat besar untuk populasi manusia di seluruh dunia, dampak tersebut mengakibatkan tewasnya sebagian besar manusia yang hidup di waktu itu serta menyebabkan penyusutan populasi di Afrika timur, tangah dan India sehingga mengakibatkan pengaruh genetika populasi manusia di seluruh dunia hingga saat ini.
Letusan Toba
Menurut para ilmuwan yang menyepakati letusan Toba memicu musim dingin vulkanik sehingga mengakibatkan jatuhnya suhu dunia 3 hingga 5 °C (5,4 hingga 9,0 °F), dan hingga 15 °C (27 °F) pada daerah lintang atas. Lebih lanjut dari penelitian Danau Malawi, Afrika Tengah menemukan suatu endapan debu dari letusan TOba, namun tidak menemukan bukti dari perubahan iklim besar di Afrika Timur. Pada tanggal 18 Juni 2018, musibah tenggelamnya kapal feri di Danau Toba serta telah menenggelamkan 190 orang lebih.
Sejarah Danau Toba
Diperkirakan Danau Toba sudah terbentuk selama ledakan sekitar 69.000-77.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano terbaru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan jumlah total material dalam letusan sekitar 2.800 km3 – sekitar 2.000 km3 aliran Ignimbrite di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu ke arah barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan endapan abu setebal 600 m dengan kawah utama.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Gunung Bromo, Objek Wisata Terkenal yang Dulunya Lautan Pasir
Peristiwa ini mengakibatkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut bukti DNA, letusan tersebut mengurangi jumlah manusia menjadi sekitar 60% dari populasi manusia saat itu, yaitu sekitar 60 juta orang. Letusan juga berkontribusi pada zaman es, meskipun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan, sebuah kaldera terbentuk yang kemudian diisi dengan air dan menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Peneliti Internasional Yang Meneliti Toba
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan pada konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa sebuah situs arkeologi baru ditemukan yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Situs ini mengungkapkan bagaimana orang selamat, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) di Toba 74.000 tahun yang lalu, dan bukti kehidupan di bawah tumpukan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusannya 3.000 mil jauhnya, dari sebaran abu.
Penduduk Danau Toba
Sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar Danau Toba merupakan suku Batak. Rumah-rumah tradisional Batak bisa dikenali dari bentuk atap (ujung-ujungnya melengkung ke atas seperti perahu) dan warna-warna cerah.
Populasi di sekitarnya juga sangat tergantung pada pengembangan perikanan air tawar. Di masa lalu, wajah desa Haranggaol, Distrik Haranggaol Horison, yang dikenal sebagai tujuan wisata di Simalungun, menjadi pusat ikan air tawar. Di sana, menurut sebuah laporan, lusinan truk yang membawa puluhan ton ikan mas dan nila berjalan naik dan turun di jalan desa.
Pulau Di Danau Toba
- Konon
Konon pulau ini dulunya terintegrasi dengan pulau Sumatra dan berbentuk seperti tanjung di Danau Toba. Kemudian pada masa kolonial Belanda sebuah kanal sungai dibangun sehingga memutuskan di dataran Samosir dengan Sumatra. Akhirnya Samosir menjadi pulau sendiri.
- Pulau Samosir
Pulau Samosir telah dihuni selama berabad-abad oleh manusia dari suku Batak. Di Pulau Samosir dan di tepi Danau Toba mereka mengembangkan budaya dan mengembangkan keturunan mereka menjadi lima kelompok etnis Batak, yaitu Pakpak-Dairi, Angkola-Mandailing, Simalungun, Karo dan Toba.
- Pulau Tao
Pulau Tao yang perpanjangannya hanya sekitar 1 kilometer dan berada di sisi timur Pulau Samosir. Di pulau ini terdapat hotel dan restoran, tetapi karena pulau ini jarang dikunjungi wisatawan, hotel ini akhirnya ditutup. Dari pulau ini, wisatawan dapat melihat pemandangan Bukit Barisan dan integritas Pulau Samosir.
Pulau Sibandang yang merupakan pulau terbesar kedua di Danau Toba dan terletak di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Pulau Sibanding juga dikenal sebagai pulau mangga karena merupakan salah satu pusat penghasil mangga manis.
- Pulau Sibandang
Pulau Sibandang dihuni oleh empat klan yaitu klan Simare-mare, Siregar, Oppusunggu dan Rajagukguk. Selain mangga, sumber pendapatan masyarakat ini berasal dari hasil tangkapan laut dalam bentuk nila, ikan pora-pora, dan ikan lainnya.
- Pulau Tulas
Secara administratif, Pulau Tulas terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir. Pulau ini dikatakan perawan karena belum tersentuh manusia. Seluruh pulau ditutupi oleh hamparan hijau karena hanya ditumbuhi semak belukar dan beberapa jenis hewan.
- Pulau Toping
Pulau ini terletak di ujung Danau Toba, tepatnya di desa Dairi Silalahi. Menurut informasi yang beredar, kedalaman Danau Toba hanya dapat diukur di wilayah Silalahi ini. Sama seperti Pulau Sibandang, pulau kecil Toping dikelilingi oleh bebatuan kecil yang tersusun rapi secara alami, sehingga menambah pesona alamnya yang indah.
Demikian Penjelasan Tentang Sejarah Danau Toba Beserta Asal-Usul, Letusan Dan Pulaunya Semoga Bermanfaat.
grpdknws.