Unik, Ada Masjid Kapal Pesiar Berada di Tengah Hutan Mojokerto
Mojokerto, Nawacita – Sebuah bangunan miniatur kapal pesiar mewah yang terletak dilereng Gunung Welirang dengan letaknya yang berada di antara lembah dan hutan menjadikan bangunan tersebut menjadi daya tarik tersendiri, bahkan sekilas orang yang akan lewat jalan tersebut akan mengira bahwa ada sebuah kapal pesiar terdampar di pegunungan.
Bangunan kapal itu ternyata Masjid Ar Rahman, Masjid ini terletak di Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto tepatnya di halaman Villa Durian Doa Yatim Sejahtera.
Masjid yang dibangun sejak tahun 2016 ini mempunyai 5 lantai yang masing-masing lantai mempunyai fungsinya sendiri. Lantai pertama masjid berfungsi sebagai asrama putri, sebab vila Durian Doa Yatim Sejahtera mengasuh anak yatim piatu dan duafa.

Lantai kedua masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, dilantai ini lokasinya sangat luas, lantai dua masjid memang di desain mirip dek kapal. Aulanya menempati lantai tiga, sedangkan lantai 4 dan 5 untuk penginapan dan tempat bersantai bagi para tamu panti asuhan.
Ketua Vila Durian Doa Yatim Sejahtera Muhammad Mukhidin (42) menjelaskan, dibangunnya masjid kapal pesiar ini merupakan ide mendiang Gus Amirul Mukminin dari Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah di Lamongan. Sosok inilah yang juga memotivasi dirinya mendirikan Vila Durian Doa Yatim Sejahtera.
“Semoga bisa mewarnai bahwa masjid dalamnya bisa ramai. Sehingga orang tidak enggan. Bagi teman-teman yang baru memulai, bisa maksimal ibadahnya, kalau ke sini sama dengan rekreasi,” terangnya, Minggu (16/4/2023).
Hampir semua desain masjid disamakan dengan bentuk aslinya, mulai dari tempat imam salat dan mimbar khotib yang didesain kayaknya ruang kemudi kapal. Bahkan terdapat setir kapal asli, kompas berdiri, beberapa kompas kecil, monitor kemudi, jangkar, derek jangkar, hingga lukisan lautan pada dindingnya.
Baca Juga: Berusia 400 Tahun, Inilah Kitab Tasawuf Milik Pondok Pesantren di Mojokerto
“Semua bagian interior kapal kami dapatkan dari luar Mojokerto mulai dari kompas kami dapatkan dari Medan, derek jangkar dan jangkarnya dari Banyuwangi, kompas berdiri dari Demak, pelampung dari Banyuwangi dan Tanjung Perak. Semuanya bagian kapal asli,” ungkapnya.
Masjid seluas 45 x 25 meter persegi ini benar-benar mirip sebuah kapal pesiar. Sekeliling pagarnya dihiasi pelampung asli. Interior lantai dua didesain mirip bagian dalam sebuah kapal. Kanan kiri dindingnya banyak jendela lebar sehingga masjid ini terang di siang hari.
“Desain model kapal pesiar ini diharapkan menjadi bahtera penyelamat persoalan sosial, karena di vila Durian ini ada penghuninya beragam penyandang masalah sosial, bahkan keberagaman itu bisa dilihat dari mereka yang bukan hanya muslim saja,” pungkas Gus Din sapaan akrabnya.