Wednesday, October 16, 2024
HomeNasionalBRIN Prediksi Ada Perbedaan Penetapan Idul Fitri 1444 H

BRIN Prediksi Ada Perbedaan Penetapan Idul Fitri 1444 H

BRIN Prediksi Ada Perbedaan Penetapan Idul Fitri 1444 H

Jakarta, Nawacita | BRIN prediksi ada perbedaan penetapan Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah. Hal itu dikatakan oleh Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin.

“Bakal ada perbedaan,” ungkap Thomas melalui keterangan tertulis pada Selasa (11/4/2023).

Berdasarkan keterangan di lamannya, tertulis bahwa Muhammadiyah akan melaksanakan Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023) sedangkan Nahdlatul Ulama (NU), Pemerintah, dan Persis pada hari esoknya, Sabtu (22/4/2023).

Perbedaan penetapan jadwal Idul Fitri 1444 H tersebut, kata Thomas, didasari pada perbedaan kriteria pengamatan posisi hilal atau bulan sabit pertama yang muncul setelah maghrib.

ilustrasi pemantauan hilal
ilustrasi pemantauan hilal

“Perbedaan Idul Fitri bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria,” tulisnya.

Kriteria tersebut bisa dilihat pada waktu maghrib tanggal 20 April 2023, hari penghujung bulan Ramadhan 2023, usai terjadi gerhana matahari di siang hari tanggal tersebut.

“Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak atau penghubung memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru Hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Thomas menyebut penentuan kalender untuk Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal atau bulan yang lebih lambat terbenam daripada matahari.

Ia mengatakan, jika menggunakan perhitungan kriteria wujudul hilal, posisi bulan saat maghrib 20 April 2023 telah berada di atas ufuk.

“Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri pada keesokan harinya, yaitu 21 April 2023,” tulisnya.

Sedangkan, untuk perhitungan awal Syawal pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah, pihaknya menggunakan kriteria baru yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Ramadan pada 22 Maret

Thomas menambahkan, kriteria baru MABIMS mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Artinya, menurut kriteria visibilitas hilal MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal pada waktu maghrib 20 April 2023.

“Oleh karenanya, awal Syawal atau Idul Fitri pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah ditetapkan pada hari berikutnya, 22 April 2023,” katanya.

Meski begitu, Thomas tetap mengimbau untuk menunggu kepastian tanggal 1 Syawal 1444 Hijriah dari pemerintah lewat sidang isbat.

“Kepastiannya kita tunggu pengumuman Pemerintah setelah sidang isbat,” imbuhnya. kmps

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru