Melihat Eksistensi Twelve’s Organic, Kebun Organik yang Berada di Pacet Mojokerto

Petani organik Twelev's Organic di Claket Mojokerto. Foto : Twelev's Organic
Petani organik Twelev's Organic di Claket Mojokerto. Foto : Twelev's Organic

Melihat Eksistensi Twelve’s Organic, Kebun Organik yang Berada di Pacet Mojokerto

Mojokerto, Nawacita – Tren pertanian organik di Indonesia memang akhir-akhir ini mengalami kenaikan, hal ini dipicu karena adanya tren hidup sehat, sehingga pertanian organik kini mulai dikenal luas, terlebih pangsa pasar juga semakin terbuka.

Pertanian organik selain mempunyai nilai ekonomis tinggi, pertanian organik juga diai bisa meningkatkan kesuburan tanah. Tren bertani organik nampaknya juga berkembang di Mojokerto. Salah satunya di kebun sayuran dan buah organik yang bernama Twelve’s Organic yang terletak di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Kebun sayuran dan buah organik ini terbuka bagi umum, bagi mereka yang ingin membeli sayuran, belajar tani organik bahkan bisa ikut memanen sendiri sayuran organik. Kebun Twelve’s Organic dirintis oleh Maya Stolastika dan rekannya yang bernama Herwita Rosalina sejak tahun 2017.

Selain dengan rekannya Maya juga ditemani ke lima petani dari Desa Claket yang sehari – hari membantunya bercocok tanam. Bahkan Twelve’s Organic, sebuah komunitas profesi petani organik di Desa Claket Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto mampu mengembangkan pertanian hingga mampu memiliki omzet hingga Rp 20 juta per bulan.

Dalam perkembangannya Twelve’s Organic telah berhasil menggarap 13 kebun di Desa Claket dan Mligi dengan lahan garapan seluas 1,5 hektare. Keberadaan Twelve’s Organic mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat.

Petani organik Twelev's Organic di Claket Mojokerto. Foto : Twelev's Organic
Petani organik Twelev’s Organic di Claket Mojokerto. Foto : Twelev’s Organic

Maya Stolastika menjelaskan, Pertanian organik diyakini bisa bertahan dan bahkan solusi dalam krisis pangan. Lebih dari itu, hasil panen pertanian organik menyediakan makanan yang lebih sehat dibandingkan tanaman yang menggunakan pupuk kimia.

Kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat menjadi perhatian masyarakat terutama setelah masa pandemi covid-19. Masyarakat semakin peduli betapa pentingnya gaya hidup sehat.

“pertanian organik adalah masa depan kita, karena selain pangan, juga mencakup isu kesehatan, dan juga lingkungan,” jelasnya, Minggu (2/4/2023).

Begitu juga dengan upaya pemulihan alam dan lingkungan untuk menekan pemanasan global dan bencana alam yang mulai dikampanyekan di berbagai belahan dunia.

Hal ini sejalan dengan metode tanam organik yang sangat mengandalkan kelestarian alam dan lingkungan agar hasil panen bisa maksimal.

Perjuangan Menghidupkan kebun organik yang dilakukan Maya untuk terjun dan bertahan di dunia pertanian organik sendiri juga bisa dibilang tak mudah. Jatuh bangun ia alami berkali-kali, bahkan sempat berada pada titik untuk makan esok hari saja ia kebingungan.

Nama Twelve’s Organic juga mengandung arti yang mendalam. Selain akronim dari Two Wealth Vegetables Supply Organic, nama tersebut diartikan sebagai kehidupan kedua bagi dua orang perempuan yang berjuang di industri pertanian organik.

Dengan kegigihannya untuk bertahan di industri pertanian, saat ini ia dan rekannya mampu membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Total terdapat 14 warga setempat sebagai petani, 13 di antaranya ibuk- ibuk yang menjadi anggota di Twelve’s Organic.

Twelve’s Organic saat ini mampu menghasilkan 70 jenis buah, sayur dan umbi – umbian dari lahan 1,5 hektare tersebut. Jenis sayuran yang dihasilkan Twelve’s Organic meliputi sawi, bayam merah, selada hijau dan merah, romen hijau dan merah, penino, kenikir, ketela ungu, kuning dan oranye, bote, ganyong, singkong, bayam raja, labu siam, kentang, mocaf, timun, jagung, siomak, sawi putih, brokoli, terong, tomat, pokcoy, wortel, seledri, pagoda, beetroot, kale, lemon, serai dan caisim.

Sedangkan untuk jenis buah yang dikembangkan oleh Twelve’s Organic fokus membudidayakan 4 jenis beri. Yaitu stroberi, rasberi, mulberry dan blackberry.

Tak seperti pertanian organik yang harga komoditas kerap kali anjlok setiap kali panen raya. Produk pertanian organik ia pasarkan dengan harga rata-rata Rp 14.000 per Kg. “Dari 13 kebun itu kalau ditotal luasnya kurang lebih 1,5 hektare,” ucap Maya.

Maya menambahkan, 14 petani yang saat ini aktif, dibagi menjadi 4 kelompok. Yaitu Kelompok Madani beranggotakan 4 petani, Berdikari 3 orang, Miatani 5 orang, serta Swadaya 4 orang.

“Kami juga menyediakan benih, sarana produksi (Saprodi) untuk semua anggotanya, serta mengelola pemasaran produk pertanian organik,” imbuhnya.

Teknik menanam, perawatan, tahap panen, cara membuat pupuk organik dan mengaplikasikannya, hingga teknik meracik pestisida nabati (Pesnab) dan cara menggunakannya. Bahkan, cara menjamin mutu produk pertanian organik juga diedukasi oleh kedua perempuan itu.

Baca Juga: Unik, Tanaman Buah Tin Tumbuh Subur di Mojokerto Dengan Teknik Hidroponik

Maya menerangkan, alasan merekrut ibu – ibu karena beberapa pertimbangan. Pertama, ibu – ibu dinilai lebih cepat merespons edukasi tentang pertanian organik. Kedua, emak-emak tidak mempunyai beban sebagai tulang punggung keluarga.

“Sebab pertanian organik tidak bisa menghasilkan pendapatan secara instan. Selain itu, panen juga tidak langsung dalam jumlah besar,” terang lulusan sastra Inggris Unesa ini.

Sejak 2015 dalam menjual hasil panennya, Maya enggan hanya mengandalkan reseller, ataupun tengkulak seperti petani pada umumnya. “Kami menolak mengikuti pasar mainstream untuk menjual produk pertanian organik,” ujarnya.

Setiap pekan mereka bisa panen 3 kali. Setiap panen mereka mengirim produk 20-30 Kg kepada para konsumen. “Pendapatan sekali kirim Rp 1,5-2 juta, anggaplah Rp 5-7 juta per minggu,” ungkap Maya.

Kini Twelve’s Organic mempunyai 300 pelanggan rumah tangga, 4 toko organik dan 3 reseller. Ratusan konsumen pertanian organik itu tersebar di Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Situbondo, Jakarta, Tangerang dan Bogor.

Twelve’s Organic juga membuka garden fresh market di Dusun Claket. Komunitas petani organik ini melayani tamu yang ingin belajar dan merasakan langsung bertani secara organik dari proses tanam sampai panen.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here