Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum Ambil Cuan Program Konversi Kompor Listrik

Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum
Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum Ambil Cuan Program Konversi Kompor Listrik
top banner

Profil Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum, Siap Produksi Kompor Listrik 1 Juta Unit Pada 2023

JAKARTA, Nawacita – Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum ambil cuan program konversi kompor listrik, PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) didapuk Kementerian Perindustrian atau Kemenperin sebagai salah satu pemasok kompor listrik.

Guna mendukung program konversi LPG 3 kilogram ke kompor listrik oleh pemerintah, perusahaan milik Hartono bersaudara ini akan meningkatkan jumlah produksi hingga 1 juta unit di 2023. Hartono bersaudara ini adalah Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, konglomerat pemilik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron).

Profil Hartono Bersaudara

Michael Bambang Hartono atau Oei Hwie Siang lahir di Kudus, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1939. Sedangkan Robert Budi Hartono Oei Hwie Tjhong merupakan adik Bambang, usia keduanya tak terpaut jauh. Budi lahir di Semarang, 28 April 1941. Selain sebagai pemilik PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), keduanya dikenal sebagai pemilik perusahaan rokok kretek Indonesia, Djarum.

Ayah keduanya, Oei Wie Gwan meninggal pada 1963 tak lama setelah pabrik rokok Djarum yang dikembangkannya terbakar habis. Di usia mereka yang baru menginjak 20-an, Hartono bersaudara berjuang memulihkan perusahaan warisan sang ayah itu. Bahu membahu mereka membangun Djarum hingga akhirnya menembus pasar luar negeri pada 1972.

Baca Juga: Program Konversi Kompor Listrik Dinilai Kurang Cocok dengan Masakan Indonesia

Di tangan Hartono bersaudara, Djarum kemudian tumbuh menjadi perusahaan yang menggurita. Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor, antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Berkat kegigihan keduanya, Djarum kini mendominasi pasar rokok kretek di Amerika Serikat atau AS. Di Indonesia, produksi Djarum mencapai 20 persen dari total produksi nasional.

Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum
Konglomerat Hartono Bersaudara Bos Polytron dan Djarum Ambil Cuan Program Konversi Kompor Listrik.

Mengutip laman karir.polytron.co.id, Hartono Bersaudara juga mendirikan perusahaan di bidang elektronik pada 1975. Perusahaan itu diberi nama PT Hartono Istana Teknologi atau lebih dikenal dengan nama Polytron. Mulanya didirikan di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT Indonesian Electronic & Engineering. Lalu pada 18 September 1976, nama perusahaan diubah menjadi PT Hartono Istana Electronic, dan dimerger dan menjadi PT Hartono Istana Teknologi.

Awalnya Polytron hanya memproduksi televisi dan audio. Namun sejak 2000-an, perusahaan ini mulai berinovasi. Kini Polytron menyediakan produk-produk elektronik seperti kulkas, pendingin ruangan atau AC, mesin cuci, hingga rencananya akan memproduksinya kompor listrik. Polytron akan menambah produksi kompor 1 juta unit di 2023 untuk mendukung program pemerintah konversi LPG 3 kg. Selain itu, Polytron juga pernah membuat ponsel sejak 2011.

Selain industri rokok dan elektronik, saat ini Hartono Bersaudara merupakan pemegang saham terbesar di Bank Central Asia atau BCA. Melalui Farindo Holding Ltd, Bambang dan Budi menguasai 51 persen saham di bank tersebut. Tak cuma itu, mereka juga memiliki perkebunan sawit seluas 65 ribu hektare di Kalimantan Barat sejak 2008, serta memiliki sejumlah properti di antaranya Grand Indonesia. Pundi-pundi uang Hartono bersaudara juga mengalir melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Digital Prima, Global Digital Niaga.

Wajar jika pada 2019 Budi Hartono dan Bambang Hartono menduduki peringkat pertama versi Forbes dengan total kekayaan 38 miliar dolar AS. Pun pada 2021, Forbes menempatkan Budi sebagai orang terkaya ke-54 di dunia dan orang terkaya nomor 1 di Indonesia dengan harta sebanyak 20.5 miliar dolar AS.

Robert Budi Hartono sangat menyukai olahraga bulu tangkis. Kemudian dia membuat perkumpulan bulu tangkis bagi karyawan untuk menyalurkan hobi mereka. Namun, pada 1969, ikut berlatih bukan hanya karyawan, melainkan juga pemain dari luar. Kemudian dibuat PB Djarum yang merupakan cikal-bakal dari pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain bulu tangkis nasional.

tponws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here