Wagub Emil Ajak Himpunan Alumni IPB Tetap Solid Luruskan Miskonsepsi PMK

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Halal Bihalal 1443 H Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) DPD Jawa Timur di Kantor Perhutani Divisi Jatim (28/05/22)
top banner

Surabaya, Nawacita | Mendekati Hari Raya Idul Qurban, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak insan-insan memiliki kemampuan di bidang pertanian untuk meluruskan miskonsepsi masyarakat terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal ini disampaikannya di Halal Bihalal 1443 H Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) DPD Jawa Timur di Kantor Perhutani Divisi Jatim, Sabtu (28/5).

“Mari kita bersama meluruskan miskonsepsi masyarakat bahwa hewan yang kita makan adalah hewan yang mungkin terkontaminasi PMK,” ajak Emil panggilan akrab Wagub Jatim.

Ia mengajak alumni IPB untuk membantu meyakinkan masyarakat, bahwa daging yang dikonsumsi aman dari PMK. Dan bahwa penyakit yang menjangkit ternak ini tidak menular dari hewan ke manusia.

Wagub Emil juga menekankan, ternak yang sakit pantang untuk dipotong dan yang mati karena sakit pantang dijual dagingnya.

“Sudah disampaikan oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), bahwa penyakit mulut dan kuku ini tidak menular pada manusia,” katanya

“Jika ada ternak mati mendadak disarankan untuk langsung dikubur. Jangan sampai ada rasa eman, karena sakit malah cepat-cepat dipotong dan dijual. Itu seram,” celetuknya.

Tak berhenti di situ, Emil mengatakan bahwa Pemprov Jatim juga memberlakukan pula isolasi dan lockdown bagi kandang ternak terjangkit. Pasar hewan pada kabupaten terdampak pun kemungkinan akan ditutup sementara. Ditambah, lalu lintas ternak dari dan menuju daerah terjangkit juga dibatasi.

“Seperti apa level dari penyakit kalau dia tingkat Desa maka isolasi tingkat Desa, kalau dia tingkat Kecamatan ya tingkat Kecamatan, ini isolasi dan lockdownya berbasis kandang,” ujarnya.

Baca Juga: Hadiri HUT IGTKI PGRI, Wagub Emil : Guru TK Jadi Pilar Penting dalam Cerdaskan Generasi Bangsa

Kepanikan ini, kata Emil, muncul karena sejak tahun 1990 Indonesia telah dinyatakan bebas PMK oleh World Organisation of Animal Health.

Emil menyebut, penting halnya meluruskan miskonsepsi ditengah kepanikan massal soal pangan.

Sebab, pertanian dan peternakan adalah bisnis fundamental yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Karena memiliki hubungan langsung dengan kebutuhan pangan.

“Apabila bisnis fundamental seperti pertanian tidak berjalan maka semuanya tidak bisa berjalan. Masalah kita hari ini ada pada perihal pangan. Ini harus menjadi momentum untuk menyadari bahwa pertanian dan peternakan adalah critical sector yg harus diapresiasi dan ditekuni,” tuturnya.

Emil lantas mengajak segenap alumni IPB untuk senantiasa solid dalam berkiprah di bidang yang mereka tekuni. Serta terus berbagi pengetahuan dengan masyarakat.

“Alumni IPB harus tetap solid dalam bidangnya,  dan menjadikan pengetahuannya bermanfaat bagi masyarakat. Karena pengetahuan soal pertanian dan peternakan sangatlah vital,” tutupnya.

Sebagai informasi, Outbreak PMK ditemukan pertamakali ketika Kabupaten Gresik melaporkan 402 ekor sapi sakit yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa pada Kamis, 28 April 2022. Diikuti dengan Lamongan pada Senin pagi (1/5) dengan temuan 103 ekor sapi sakit yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa.

Malam harinya (1/5), Sidoarjo melaporkan temuan 595 sapi dan kerbau sakit di 11 kecamatan dan 14 desa. Diikuti dengan Mojokerto yang pada 3 Mei 2022 melaporkan 148 sapi sakit di 9 kecamatan dan 19 desa.

Pada 5 Mei 2022, setelah mengikuti hasil uji lab, seluruh sample yang dibawa dari Gresik, Lamongan, dan Sidoarjo, dikatakan positif terinfeksi penyakit PMK. nrs

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here