Jakarta, Nawacita | PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga tengah mengkaji perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non penugasan pemerintah yakni RON 92 ke atas atau Pertamax Cs. Perubahan harga Pertamax Cs itu seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia sehingga mengubah Indonesia Crude Price (ICP) menjadi US$ 85,93 per barel.
Pada Rabu siang (9/2/2022) ini harga minyak Brent yang menjadi patokan seluruh dunia menembus US$ 90,96 per barel. Atas adanya kenaikan harga minyak itu, Pjs Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyampaikan bahwa pihaknya sedang memproses kajian perubahan harga BBM Pertamax Cs.
“Kami sedang mengkaji penyesuaian harga Pertamax,” ungkap dia, Rabu (9/2/2022).
Irto mencatat, harga Pertamax Cs terakhir disesuaikan pada Februari 2020,. Adapun saat ini harga Pertamax misalnya untuk RON 92 itu masih dibanderol Rp 9.000 per liter, begitu juga Pertamax Turbo (RON 98) dengan Rp 12.000 per liter.
Sementara untuk harga BBM setara Pertamax milik kompetitor Pertamina, seperti Shell Super tercatat pada Selasa (8/2/2022) harganya di angka Rp 12.990 per liter. Adapun untuk BBM Revvo 92 milik Vivo dijual Rp 11.900 dan BBM BP 92 (milik BP-AKR harganya Rp 12.990 per liter.
“Kajian penyesuaian harga Pertamax masih dalam proses,” terang Irto.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, tingginya harga minyak dunia dipengaruhi oleh dinamika geopolitik di sejumlah negara seperti Rusia dan Ukraina.
Di samping itu, Uni Emirat Arab (UEA) selaku negara produsen minyak OPEC tertinggi ketiga, mengalami serangan drone dan misil yang mematikan dari pemberontak Yemeni Houthi di depot bahan bakar Mussafah, ADNOC dan bandara internasional UEA.
Faktor lainnya adalah terjadinya ledakan pipa di Turki dengan kapasitas penyaluran sebesar 450 ribu barel per hari minyak dari Utara Irak ke Pelabuhan Ceyhan-Mediteranian sehingga memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak.
Selain itu, terkait permintaan minyak dunia, berdasarkan Laporan IEA (International Energy Agency) bulan Januari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 200 ribu barel per hari, menjadi 5,5 juta barel per hari pada 2021 dan 3,3 juta barel per hari pada 2022 yang dipicu oleh relaksasi pembatasan Covid-19.
cnbc.