ADDIS ABABA, Nawacita – Mahkota yang berasal dari abad ke-18 kembali ke Ethiopia setelah disembunyikan di sebuah apartemen di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ethiopia Sirak Asfaw, yang melarikan diri ke Belanda pada akhir 1970-an, menemukan mahkota pada tahun 1998 di dalam koper seorang tamu dan menyadari bahwa itu curian.
Sirak Asfaw, seorang konsultan manajemen menjaga mahkota tersebut hingga ia memberi tahu sejarawan dan polisi Belanda atas penemuannya pada tahun lalu. Pada Kamis 20 Februari, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menerima mahkota.
Mahkota tersebut memiliki ukiran Yesus Kristus, Tuhan dan Roh Kudus, serta murid-murid Yesus. Mahkota itu kemungkinan diberikan kepada sebuah gereja oleh panglima perang, Wolde Selassie, ratusan tahun yang lalu. Abiy mencuit bahwa ia berterima kasih kepada Sirak dan pemerintah Belanda atas kembalinya “mahkota berharga”.
Apa kisah mahkota itu?
Sirak meninggalkan negara asalnya pada 1978 untuk menghindari represi politik pemerintah Komunis, atau Derg, yang berkuasa pada tahun 1974. Rezim saat itu sering melakukan serangan kekerasan, yang dikenal sebagai Teror Merah, yang menewaskan ratusan ribu dan memaksa banyak orang untuk pergi dari Ethiopia.
Baca Juga:Â Tokoh-tokoh di Dunia Yang Terlahir Dengan Nama Berbeda
Sebagai mantan pengungsi, Sirak menampung warga Ethiopia yang melarikan diri di apartemennya di Rotterdam sepanjang tahun 1980-an dan 1990-an. “Teman, pengungsi, siapa pun,” katanya.
Salah satu tamu yang tinggal di rumahnya pada tahun 1998 membawa mahkota di kopernya. “Kebanyakan orang tidak terlalu peduli dengan warisan budaya ini. Saya loyal kepada Ethiopia,” katanya melansir BBC.
Sirak beda pendapat dengan pria yang membawa mahkota dan menegaskan bahwa mahkota itu tidak akan pergi kecuali bisa dikembalikan ke Ethiopia. Setelah meminta bantuan di forum internet, yang tidak menghasilkan jawaban jelas, dia memutuskan untuk menyimpan mahkota sampai dia merasa kondisinya aman.
“Anda berakhir dalam situasi yang mencekik seperti itu, tidak tahu siapa yang harus dikatakan atau apa yang harus dilakukan, atau untuk diserahkan,” katanya. “Dan tentu saja takut bahwa pemerintah Belanda akan menyitanya.”
“Aku punya alarm kebakaran di seluruh rumahku, delapan atau sekitar itu. Benar-benar takut!” Tetapi setelah reformasi, dan Abiy menjadi perdana menteri pada tahun 2018, Sirak merasa sudah saatnya untuk mengembalikan sepotong sejarah Ethiopia ke Addis Ababa.
Baca Juga:Â Belanda Ungkap Kuburan Massal Perang Dunia II di Jawa
Dia menghubungi Arthur Brand, yang dikenal sebagai “Indiana Jones of the art world”, untuk membantu mengembalikannya ke Tanah Air-nya. “Aku berkata jika orang-orang yang terlibat pada waktu itu mengetahui hal itu, risikonya adalah mereka akan kembali dan akan mengambil mahkota darinya,” kata Brand.
Dengan persetujuan polisi Belanda, pemburu seni menempatkan artefak di fasilitas yang aman. Seorang ahli memastikan itu asli, dan Brand memutuskan tindakan terbaik adalah mengumumkannya secara terbuka.
“Ini bagian yang menakjubkan. Ini sangat besar, saya merasa kasihan kepada orang-orang yang harus memakainya di kepala mereka karena ketika Anda mengenakan ini selama beberapa jam, leher Anda sakit,” katanya.
Kedua pria menunggu pemerintah Ethiopia untuk menghubungi pihak berwenang Belanda untuk merencanakan kembalinya mahkota. “Saya ingin mahkota ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan,” kata Sirak. “Mahkota akan dirayakan oleh kita semua orang Ethiopia, bahkan orang Afrika.”
oknws.