Jakarta, Nawacita – secara resmi mengumumkan kalau ada peretas yang mencoba mengambil alih akun dengan mengakses nomor telepon yang terkait dengan akun pengguna.
Dilansir dari Reuters, (4/2/2020), peneliti keamanan siber menjelaskan kalau ada celah keamanan di Twitter pada fitur “unggahan kontak”.
Menurut perusahaan, mereka menemukan adanya lonjakan permintaan untuk menggunakan fitur tersebut. Alamat IP pelakunya tersebar di Iran, Israel, dan Malaysia, dan beberapa di antaranya terhubung dengan hacker yang mempunyai hubungan dengan pemerintahan negara tertentu.
Seorang juru bicara perusahaan menolak untuk mengatakan berapa banyak nomor telepon pengguna telah terungkap, serta Twitter tidak dapat mengidentifikasi semua akun yang mungkin terkena dampak dari peretasan.
Dia hanya mengatakan Twitter mencurigai adanya kemungkinan koneksi dengan aktor yang didukung oleh negara Iran karena para peretas di Iran diduga memiliki akses tidak terbatas ke Twitter, meskipun Twitter dilarang di wilayah yang dipimpin Hassan Rouhani tersebut.
Peneliti keamanan, Ibrahim Balic menemukan bahwa ada bug pada aplikasi Twitter di Android yang memiliki kerentanan dan memungkinkan 17 juta nomor telepon akun pengguna Twitter tertentu untuk dieksploitasi dalam fitur kontak.
“Fitur yang memunculkan nomor telepon pengguna yang terhubung d Twitter, dinonaktifkan secara default untuk pengguna di Uni Eropa di mana aturan privasi yang ketat berlaku. Namun, fitur ini diaktifkan secara default untuk semua pengguna lain secara global,” kata juru bicara itu.
Twitter mengatakan dalam pernyataannya bahwa ia telah mengubah fitur tersebut sehingga tidak lagi mengungkapkan nama akun tertentu sebagai tanggapan atas permintaan.
cncb