Jakarta, Nawacita– Situasi Suriah kembali panas. Salin serang kini terjadi antara militer Turki dan militer Suriah yang tunduk pada rezim Bashar al-Assad.
Bahkan pada Senin (3/2/2020), “perang” tak terelakkan di wilayah Barat Laut Idlib . Pasukan Assad menyerang Turki dan menewaskan empat orang, sedangkan pasukan Erdogan menyerang Suriah dan menewaskan enam orang.
Situasi yang memanas ini juga menyeret Rusia. Moskow selama ini dikenal sebagai pendukung rezim Assad.
Erdogan bahkan memperingatkan negara Presiden Putin itu untuk tidak ikut campur urusannya dengan Suriah. Dikatakan Erdogan, ini adalah pembalasan Turki karena tentara Suriah menyerang dan menewaskan empat tentara negeri Sufi itu.
“Saya ingin mengatakan ini, terutama ke pemerintah Rusia,” kata Erdogan sebagaimana dikutip dari AFP.
“Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur.”
Persoalan Suriah bukan hal baru. Masalah keduanya sudah terjadi sejak 2011.
Dua faksi berseteru di wilayah itu. Di mana pemerintahan Assad yang didukung Rusia sedangkan rezim anti Assad, didukung Turki dan Arab Saudi.
Turki masuk ke masalah Suriah sejak 2016. Saat itu Erdogan mengklaim pemerintahan Assad sudah sangat meresahkan dan membuat rakyat Suriah menderita.
Sebenarnya genjatan senjata sudah dilakukan. Namun beberapa waktu terakhir kondisi di wilayah itu kembali panas.
Turki bahkan menyalahkan Rusia karena memberi bantuan militer ke Suriah. Namun Moskow membantah hal itu.
cnbc