Potensi Panas Bumi di Indonesia Berlimpah

top banner

LAMPUNG, nawacita – Pemerintah saat ini tengah gencar mengembangkan energi baru terbarukan. Salah satunya adalah energi panas bumi, dimana di Indonesia ini panas bumi mencapai 28.910 MW (Mega watt) dengan total cadangan 16.500 MW.
“Dengan potensi panas bumi kita, itu setara 40 persen atau setara dengan panas bumi dunia. Jadi kita bisa bayangkan Indonesia merupakan negara yang banyak dengan potensi panas bumi,” ucap Ketua Komite II DPD RI, Parlindungan Purba saat kunjungan kerja terkait pengawasan UU No. 21 tahun 2014 tentang Panas Bumi di PGE Area Ulubelu, Tanggamus, Lampung, Rabu (15/6).
Sayangnya, sambungnya, saat ini baru tercapai 1403 MW atau 4,9 persen dari seluruh provinsi. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan Filipina. “Filipina energi panas buminya sudah mencapai 46,2 persen atau 20 ribu MW,” tegas Senator asal Sumatera Utara itu.

Menurut Parlindungan, energi baru terbarukan yang tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi, didalamnya terdapat Peraturan Pemerintah (PP) yang menargetkan 23 persen (dari total 35 ribu MW) pada 2025. “Memang terkadang PP ini menghambat pelaku bisnis. Karena di dalam bisnis harus cepat,” tegas dia.

Sementara itu, Anggota Komite II DPD Anang Prihantoro mengatakan bahwa kehadiran DPD RI ke PGE Area Ulubelu, Tanggamus, Lampung. Untuk meminta masukan panas bumi terkait pengawasn UU No. 21 Tahun 2014 ini. “Apakah UU ini sudah menjawab sejumlah persoalan atau masih ada persoalan lain?,” tanya dia.

Selain itu, sejauh ini ia juga mempertanyakan UU ini sudah ada PP nya atau belum. Jadi Komite II DPD akan mencari tahu ini. “Pada intinya, DPD sangat mendukung karena program 35 ribu MW jika tidak ada sinergi, tidak akan terjadi,” terang senator asal Lampung itu.

Di kesempatan yang sama, Direktur Panas Bumi Ditjen Kementerian ESDM Yunus Saiful Haq menjelaskan, pemerintah sedang giat-giatnya untuk mengembangkan energi panas bumi. Saat ini, sudah ditetapkan dalam PP No. 79 yaitu targetnya kira-kira hingga 23 persen. “Sementara untuk energi listriknya pada tahun 2025 itu berkisar 25 persen dari listrik energi baru terbarukan,” papar dia.

Menurutnya, jadi dari 25 persen itu jika diambil panas buminya berkisar 7,3 persen. Namun jika dikonversikan kepada MW atau harus menyumbangkan panas bumi sebesar 7300 MW pada tahun 2025. “Ini bukan hal yang mudah karena investasi di panas bumi cukup besar, resikonya juga cukup besar, balik modalnya juga lama,” tuturnya.

Resikonya besar dimaksud, lanjut Yunus, ketika menancapkan bor maka hasilnya belum tentu dapat sumber panas bumi. Jadi bisa gagal atau berhasil, bahkan untuk satu lubang sumur bisa menghabiskan dana US 10 juta.

“Jadi kita masih mengharapkan investasi besar untuk energi panas bumi yang tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri,” kata Yunus.

sumber : DPDRI.GO.ID

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here