DPRD Dorong Kesetaraan Dukungan bagi Atlet Disabilitas, Surabaya Menuju Kota Inklusi
Surabaya, Nawacita co – Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar rapat koordinasi bersama National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Surabaya pada Rabu (8/10/2025). Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Komisi D, Arjuna Rizki Dwi Krisnayana, SH., M.Kn.,
dihadiri oleh perwakilan Bappedalitbang, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar), Bagian Hukum dan Kerja Sama, serta pengurus NPCI Surabaya.
Pertemuan tersebut membahas perlunya peningkatan perhatian dan dukungan bagi atlet penyandang disabilitas agar mendapat perlakuan setara dengan atlet di bawah naungan KONI.
Baca Juga : Komisi D Minta Sinergi Baznas dan Pemkot Tangani Masalah Sosial Warga Surabaya
Bendahara II NPCI Surabaya, Muhammad Abdullah Ibrahim, mengungkapkan bahwa dukungan dari pemerintah kota selama ini sudah ada, namun masih tergolong minim. Ia menilai kesenjangan antara KONI dan NPCI masih cukup jauh, terutama dalam hal pembibitan atlet, pembinaan, serta pemberian penghargaan.
“Kami hanya ingin setara dengan KONI. Di tingkat nasional, antara PON dan PEPARNAS sudah disetarakan sejak era Presiden Jokowi, tapi di daerah masih banyak ketimpangan,” ujarnya.
Ibrahim menambahkan, Surabaya memiliki beberapa cabang olahraga disabilitas seperti atletik, renang, dan judo. Bahkan sejumlah atlet disabilitas asal Surabaya telah menorehkan prestasi hingga ajang Paralimpiade. Namun, menurutnya, dukungan pembinaan di tingkat daerah masih perlu diperkuat agar prestasi tersebut dapat terus berlanjut.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Olahraga Disbudporapar Kota Surabaya, Yanuar Hermawan, menegaskan bahwa pemerintah kota memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan kesetaraan bagi seluruh pelaku olahraga, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga : Komisi D DPRD Surabaya Dorong Kebijakan Ramah Ibu Menyusui
“Secara undang-undang, olahraga di bawah KONI, KORMI, dan NPCI memiliki kedudukan yang setara. Kami juga sudah memberikan reward, hanya saja mungkin belum sebanding dalam nominal dan fasilitas. Ke depan, kami ingin Surabaya menjadi kota inklusi, termasuk dari aspek olahraganya,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Johari Mustawan, menekankan pentingnya dukungan konkret dari pemerintah kota terhadap NPCI. Ia berharap Pemkot Surabaya dapat lebih proaktif dalam memajukan olahraga disabilitas, baik melalui alokasi anggaran, pembinaan, maupun penyediaan fasilitas.
“NPCI harus diberi perhatian yang sama seperti KONI. Kami di DPRD siap mengawal penganggarannya dalam APBD 2026. Bahkan kami juga mendorong agar NPCI memiliki sekretariat tetap sebagai pusat koordinasi,” ujarnya.
Johari menambahkan, keberadaan NPCI bukan hanya sekadar wadah olahraga bagi penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi simbol inklusi sosial di Surabaya.
“Kalau pemerintah mampu memberikan ruang yang setara, Surabaya bisa menjadi contoh kota inklusi yang benar-benar memanusiakan semua warganya,” imbuhnya.
Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting bagi Surabaya untuk mempertegas komitmennya sebagai kota inklusi. Dorongan dari DPRD dan pemerintah kota agar NPCI mendapatkan dukungan setara dengan KONI menunjukkan langkah maju dalam mewujudkan keadilan di bidang olahraga.
Dengan perhatian yang lebih besar, bukan mustahil atlet disabilitas Surabaya akan terus menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional maupun internasional.


