Surabaya, nawacita – Peringatan hari Paskah umat Katolik dilaksanakan dengan dengan Trihari Suci, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Trihari Suci Paskah berpuncak pada hari Minggu Paskah.
Diawali dengan Kamis Putih yang merupakan hari rekonsiliasi (pertobatan). Pada hari ini Gereja menyambut para pertobat yang kembali berdamai dengan Allah dan jemaat. Sesudah Perayaan Ekaristi meriah, diadakan perarakan Sakramen Maha Kudus dan tuguran (malam berjaga) di hadapan Sakramen Maha Kudus.
“Tuhan Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid sebelum pada hari Jumat Tuhan Yesus wafat dan tidak bisa lagi makan bersama para muridnya,” ucap Romo Cornelius Triwidya Tjahja Utama, Pastor Kepala Paroki Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya, Senin (17/04/2025).
Pada Kamis Putih juga mengingatkan para umat untuk selalu berjaga-jaga dalam iman sebelum menyambut Jumat Agung.
“Karena pada saat nanti, kita diingatkan bagaimana Tuhan Yesus mengajak para muridnya untuk berdoa di Taman Getsemani, tetapi mereka tidur dan Yesus mengalami masa pergulatan. Dimna dirinya harus siap menghadapi Jumat agung yang mengerikan itu,” ungkapnya.
Momen Tuguran atau malam berjaga juga menjadi rangkaian tradisi gereja. Tuguran berasal dari kata Jawa yang berarti “berjaga”. Dimana nantinya para umat ditekankan untuk menjalin relasi pribadi dengan Tuhan.
“Kalau dulu (tuguran) ya sampai pagi, sekarang hingga jam 12 malam, karena kita tahu umat memiliki kesehatan yang berbeda dibandingkan dulu, serta besok perayaan harus disiapkan sejak pagi sehingga kami tetapkan hingga jam 12 malam,” pungkasnya.
