Hujan Deras, Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi
Sukabumi, Nawacita | Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi sejak Kamis (6/3/2025) malam mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Beberapa kawasan terdampak banjir, di antaranya Cangehgar-Batusapi, Gumelar, dan Dermaga PPNP. Puskesmas Palabuhanratu juga dilaporkan tergenang.
Salah satu infrastruktur yang terdampak parah adalah Jembatan Bojongkopo yang menghubungkan wilayah Palabuhanratu-Pajampangan, jembatan itu dikabarkan ambles dan terputus akibat derasnya arus sungai. Jembatan yang berukuran cukup besar itu kini tak bisa dilalui.
“Jembatan awalnya goyang-goyang lalu ambles perlahan, kondisi saat ini sampai sekitar pukul 23.15 WIB sudah tidak bisa dilintasi kendaraan apapun,” kata Maskur.
Selain itu, banjir juga merendam beberapa permukiman, termasuk di Kampung Sedamukti, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, serta Kampung Cikored, RT 07 RW 06, Desa Pasirsuren. Kantor Desa Citarik juga dilaporkan ikut terendam.
Baca Juga:Â Tinjau Lokasi Banjir di Bekasi, Wapres Pastikan Respons Cepat dan Bantuan Tepat Sasaran
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Palabuhanratu, RSUD Palabuhanratu juga tergenang banjir hingga selutut orang dewasa.
“Air menggenang sejumlah ruangan, saluran air mampat hingga limpasannya masuk ke area rumah sakit,” kata Tatan, salah seorang keluarga penunggu pasien.
Banjir juga menyergap Kota Sukabumi, Kamis (6/3/2025) malam. Puluhan rumah dilaporkan terendam akibat banjir limpasan dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat beberapa titik terdampak banjir limpasan, bahkan ada yang disertai longsor. Hingga Jumat (7/2/2025) pukul 00.24 WIB, laporan sementara menunjukkan bahwa banjir merendam pemukiman di sejumlah kelurahan dan kecamatan.
Sebanyak 15 kejadian bencana banjir hingga TPT ambruk tersebar di Kota Sukabumi. Di antaranya banjir limpasan yaitu di Kecamatan Baros enam titik; Jalan Palabuhan II, Warudoyong; Cikondang, Citamiang; Cipanengah tiga titik di Pangkalan, Santiong dan Purnawira; Cikondang dua titik serta tembok penahan tanah di Warudoyong ambruk. dtk