Kasus Uang PIP di SMAN 7 Cirebon Dipotong
Bandung, Nawacita – Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menanggapi soal pemotongan uang Program Indonesia Pintar (PIP) Rp200 ribu di SMAN 7 Cirebon, yang dilakukan oleh oknum dan diduga terkait dengan partai politik.
Menurut Bey, pemotongan tersebut terjadi karena pihak sekolah terlalu memprioritaskan kebutuhan sekolah dari anggaran PIP, sehingga jumlah uang yang dipotong terlalu besar dan jumlah uang yang diterima oleh siswa PIP terlalu kecil.
“Harusnya kebutuhan per siswa berapa kalikan jumlah siswa. Nah, itu yang diperlukan, jangan dibalik,” katanya, Senin (17/2/2025).
“Jadi perlu sekian anggaran untuk pembangunan, untuk ini, untuk itu, baru sisanya ada segini. Itu bagikan jumlah siswa, itu makin menurun,” tambah Bey.
Ia menegaskan seharusnya pihak sekolah memperhitungkan terlebih dahulu kebutuhan para siswa kemudian dikalikan dengan jumlah siswa penerima PIP.
Baca Juga :Â Sempat Terancam Gagal, Bey Pastikan Para Siswa SMAN 7 Cirebon & Sekolah Lain Bisa Daftar PTN
Sehingga, fungsi PIP sebagai penunjang kebutuhan siswa penerima bisa sesuai dan tepat sasaran, serta dana yang diterima siswa tidak menurun.
“Jadi harusnya di balik jumlah siswa berapa, lalu dikalikan keperluannya berapa. Nah, totalnya itu baru sisanya untuk yang lain. Apalagi untuk pendidikan itu harusnya diutamakan untuk masyarakat, untuk peningkatan SDM. Kan itu harus diutamakan,” jelasnya.
Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak SMAN 7 Cirebon telah melakukan pemotongan terhadap uang PIP yang seharusnya diberikan secara penuh kepada siswa penerima. Pemotongan tersebut dilakukan oleh oknum yang diduga berkaitan dengan partai politik.
Kasus ini kemudian mencuat setelah salah satu siswa SMAN 7 Cirebon berinisial HN bersama seorang temannya mengungkap hal tersebut kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
Pengakuan tersebut kemudian diunggah oleh Dedi Mulyadi dalam akun media sosial pribadinya. Konten tersebut kemudian viral dan menjadi perhatian publik.
Reporter : Niko