Jatim Hadapi Tantangan Baru: Sektor Pertanian Tidak Merata
Surabaya, Nawacita – Perkembangan terbaru mengenai Nilai Tukar Petani (NTP) dan harga produsen gabah di Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober 2024. Disampaikan oleh Kepala Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur BPS Jatim, Dr. Ir. Zulkipli, M.Si pada konferensi pers di Gedung BPS Jatim, Surabaya, Jum’at (1/11/2024).
Seperti yang disampaikannya oleh Zulkipli bahwa NTP pada bulan Oktober 2024 mengalami penurunan sebesar -0,26 persen dibandingkan bulan September 2024. Penurunan ini dipicu oleh beberapa subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan yang turun sebesar -1,03 persen, subsektor Peternakan turun -0,35 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun -0,28 persen. Sementara itu, subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 3,73 persen dan subsektor Perikanan naik 0,39 persen.
Selain itu, Zulkipli menyampaikan bahwa harga gabah di tingkat petani dengan kualitas Gabah Kering Panen (GKP) pada bulan Oktober 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen dibandingkan bulan September 2024. Namun, harga gabah dengan kualitas Gabah Kering Giling (GKG) turun sebesar -0,33 persen.
“Sementara itu, harga beras di tingkat penggilingan pada bulan Oktober 2024 secara umum mengalami kenaikan dibandingkan bulan September 2024. Beras kualitas Premium naik sebesar 0,65 persen, Medium naik 0,20 persen, sedangkan beras luar kualitas atau kualitas rendah turun sebesar -0,78 persen”. jelas Zulkipli (1/11/2024).
Baca Juga:Â Jatim Aman dari Inflasi! BPS Jatim: Angka Terkendali di Bawah Target BI
Dalam kesempatan yang sama, Zulkipli juga memaparkan perkembangan ekspor-impor pada bulan September 2024. Nilai ekspor Jawa Timur mengalami penurunan dibandingkan bulan Agustus 2024, namun mengalami peningkatan dibandingkan September tahun 2023.
Zulkipli melanjutkan bahwa Penyumbang utama nilai ekspor non migas adalah emas/perhiasan, yang pada September 2024 memberikan kontribusi sebesar 20,72 persen. Di sisi lain, nilai impor juga mengalami penurunan dibandingkan bulan Agustus 2024 dan September tahun 2023.
“Penyumbang utama nilai impor non migas adalah kelompok mesin dan peralatan mekanis, yang pada September 2024 memberikan kontribusi sebesar 11,61 persen. Neraca perdagangan barang kembali mengalami defisit pada September 2024”. Terang Zulkipli
Zulkipli menekankan pentingnya pemantauan dan analisis data statistik untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan sektor pertanian secara keseluruhan. (Al)